Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Ristek: Seleksi Masuk PTN 2023 Lebih Bebas Tentukan Prodi

Kompas.com - 17/09/2022, 10:11 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengaku terus berupaya meningkatkan seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) 2023.

Untuk itu melalui transformasi seleksi masuk PTN, Kemendikbud Ristek berupaya memperbaiki kualitas input sekaligus menyelaraskan terobosan kebijakan pembelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Baca juga: Perubahan Aturan Seleksi Masuk PTN 2023, Calon Mahasiswa Wajib Tahu

"Tujuan dari kebijakan ini utamanya menyambungkan transformasi, perubahan-perubahan, dinamika-dinamika yang sudah dikembangkan lewat kebijakan Merdeka Belajar dari pendidikan dasar hingga menengah dengan transformasi di pendidikan tinggi lewat Kampus Merdeka," ucap Plt. Dirjen Diktiristek Prof. Nizam dalam rilisnya, Sabtu (17/9/2022).

Berdasarkan data tahun 2020/2021, kata dia, terdapat lebih dari 3,2 juta siswa lulus dari jenjang SMA/SMK/sederajat.

Lanjut dia menyatakan, mahasiswa baru yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi secara nasional adalah lebih dari 2,1 juta mahasiswa dan dari jumlah tersebut sekitar 762 ribu mahasiswa diterima di PTN, baik akademik maupun vokasi.

Merujuk angka tersebut, skema seleksi masuk PTN harus memberikan kesempatan yang luas bagi calon mahasiswa untuk dapat menempuh pendidikan tinggi sesuai minat dan bakatnya.

Dengan demikian, calon mahasiswa lebih bebas dalam menentukan program studi (Prodi) pilihannya tanpa merasa dibatasi saat seleksi masuk PTN.

Sebab, skema seleksi masuk PTN berkorelasi kuat dengan kualitas lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Baca juga: SBMPTN Jadi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes, Ini Aturan Barunya

"Siapa pun dengan kurikulum apapun bisa mengkuti seleksi masuk PTN sesuai dengan skema baru. Justru salah satu latar belakang di balik perubahan transformasi ini tentu untuk bisa mengakomodasi pergerakan kurikulum, di samping mentransformasi pembelajaran di SMA," ujarnya.

Calon peserta seleksi masuk PTN diharapkan bisa lebih fokus pada pembelajaran, penguasaan materi, kemampuan bernalar, kemampuan literasi dan numerasi yang lebih mendalam, serta memanfaatkan pengetahuan di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan secara lintas keilmuan.

Kurikulum 2013, kata Nizam, mengaitkan nilai-nilai authentic learning yang implementasinya ada di dalam tes seleksi yang baru.

Dia mendorong para peserta seleksi masuk PTN untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam proses penyelesaian masalah, peningkatan kemampuan bernalar, baik secara matematis maupun bahasa.

"Adik-adik, berpikir secara kritis itu yang penting, tetap belajar semangat, sukses," jelas Prof. Nizam sambil menekankan tes skolastik relevan untuk kesuksesan studi dan karir di masa depan.

Baca juga: Ikut SNMPTN 2023? Cek Dulu Mapel Pendukung untuk Prodi Ilmu Alam

Kemendikbud Ristek telah lakukan persiapan panjang transformasi seleksi masuk PTN

Sebelum munculnya kebijakan transformasi seleksi masuk PTN, Nizam menjelaskan, Kemendikbud Ristek sudah melakukan persiapan dan diskusi yang panjang hingga akhirnya ditetapkan pada Agustus 2022.

"Kami di Kemendikbud Ristek sudah melibatkan para pimpinan perguruan tinggi dalam pembahasan kebijakan ini," tegas dia.

Adapun sosialisasi seleksi masuk PTN yang sudah berjalan selama ini, sambung dia, biasanya dilakukan pada Desember.

"Jadi kalau untuk seleksi masuk PTN 2023 biasanya disosialisasikan sampai detail jadwal, petunjuk teknis, pada akhir 2022. Di Desember, tentu saja para rektor PTN secara masif bersama dengan Kemendikbud Ristek bersinergi mengoptimalkan penyampaikan informasi," jelas dia.

Tak lupa, Prof. Nizam berpesan kepada calon mahasiswa agar tidak perlu khawatir, karena seleksi masuk PTN 2023 akan berjalan dengan baik.

Baca juga: Kasus Santri Tewas, Ada Kesalahpahaman antara Ponpes Gontor dan Keluarga

"Tugas adik-adik sekarang belajar dengan serius, ikuti pembelajaran di kelas, jangan hanya sekedar menghafal, tetapi memahami dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut terutama dengan menyelesaikan permasalahan-permasalahan konkret," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com