KOMPAS.com - Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan seminar bertajuk "Peran Bahasa Mandarin dalam Persiapan Karir di Era Society 5.0" di kampus setempat, Jumat (9/9/2022).
Salah satu narasumber, Rektor Universitas Widya Kartika Surabaya, Dr. F. Priyo Suprobo, S.T., M.T., mengatakan, transformasi ekonomi China diawali dengan berbagai hal.
Yakni seperti reformasi politik, keterlibatan individu atau swasta sebagai bagian dari politik, dan keterbukaan terhadap kemajuan asing dengan timbal balik yang sepadan.
Karenanya, kondisi itulah yang menjadi titik tolak kebangkitan China. Mereka, juga memiliki pemikiran yang berbeda dan mampu menjadi contoh bangsa lain seperti dalam hal prioritas kesehatan dan menyeimbangkan antara relaksasi dari berbagai permasalahan kehidupan.
Baca juga: Berkaca Kasus Santri Gontor, Dosen Unesa: Lembaga Pendidikan Harus Lakukan Upaya Ini
"Masyarakat Tiongkok lebih mengedepankan kepercayaan (trust) dalam melakukan apapun terutama dalam bertransaksi maupun membangun relasi," ujarnya dikutip dari laman Unesa.
Dikatakan, bahasa Mandarin berperan mendorong terciptanya relasi komunikasi yang baik sebagai jembatan antara Indonesia dan Tiongkok dalam membangun relasi.
Selain itu, bahasa Mandarin juga berperan sebagai penghubung dalam mempelajari sosial budaya masyarakat dua belah pihak.
Menurutnya, ada 3 kebutuhan literasi strategis di era society 5.0, antara lain:
1. Data, seperti kemampuan membaca dan menganalisis serta menggunakan big data dalam kehidupan.
2. Manusia, yakni kemampuan berempati, berkomunikasi, kritis dan mendesain.
3. Teknologi, memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi.
Sementara narasumber lain, Su’udut Tasdiq, S.HI, L.L.M., lulusan Shanghai University of Finance and Economy sekaligus dosen di STEbank Jakarta dan UIN Walisongo Semarang menjelaskan mengenai kebangkitan China.
Baca juga: Lulusan Diincar Industri, Unesa Bakal Buka Prodi Baru Aktuaria
Meskipun dahulu pernah mengalami kemunduran ekonomi. Kemudian yang terpenting dalam hubungan kedua negara adalah untuk saling bersimbiosis mutualisme yakni dengan mengungkap potensi dan peluang yakni dengan bahasa mandarin.
"Bahasa Mandarin dan memahami chinese culture mampu menciptakan trust dan integritas, keduanya mampu menjadikan nilai berharga dalam membangun hubungan dan kerja sama," terangnya.
Tentunya, hal ini juga semakin memperkuat bahwa dengan pengaruh China di dunia, bahasa Mandarin menjadi sangat penting, sehingga para mahasiswa harus mampu menangkap peluang ini dan menjadi garda terdepan agar kedua negara mampu saling menguntungkan.
Sedangkan Wakil Dekan Bidang Akademik FBS Unesa, Dr. Mintowati, M.Pd., mengajak seluruh mahasiswa Bahasa Mandarin untuk terus belajar agar mampu bersaing di tengah kemajuan zaman.
Confucius Institute Unesa, lanjutnya, telah menggandeng Jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin melaksanakan seminar ini.
"Saat ini bahasa Mandarin menjadi bahasa penutur terbanyak di dunia, di setiap lowongan pekerjaan juga membutuhkan kemampuan berbahasa Mandarin, sehingga berbangga bagi kalian yang belajar bahasa Mandarin," jelasnya.
Baca juga: Rektor Unesa Siapkan Beasiswa S2 bagi 5 Wisudawan Disabilitas
Jadi meskipun dari prodi pendidikan, tetapi lulusan Bahasa Mandarin bisa dan mampu berkarier di berbagai bidang profesi seperti penerjemah, manajer di perusahaan Tiongkok, hingga wirausahawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.