Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Hapus Tes Mata Pelajaran di SBMPTN, Orangtua: Beban Anak Berkurang

Kompas.com - 07/09/2022, 14:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode 22: Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) guna memprioritaskan kebutuhan siswa dan menjunjung tinggi asas keadilan dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Nadiem menyebut, seleksi masuk PTN masih akan terbagi atas tiga jalur masuk, yakni Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), dan seleksi Mandiri PTN.

Meski begitu, Nadiem menyebut ada aturan baru dalam mekanisme seleksi pada setiap jalur. Salah satunya penghapusan tes mata pelajaran pada jalur SBMPTN.

Baca juga: Biaya Kuliah S1-S2 di Kampus Top Dunia: MIT, Stanford, Harvard

Aturan baru SBMPTN

Bila sebelumnya SBMPTN terdiri atas tes mata pelajaran tertentu, di SBMPTN 2023 akan berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.

Diungkapkan Mendikbudristek bahwa pada mekanisme SBMPTN yang lalu, ujian dilakukan dengan menggunakan banyak materi dari banyak mata pelajaran.

Secara tidak langsung, tes tersebut memicu turunnya kualitas pembelajaran dan peserta didik kurang mampu secara ekonomi menjadi lebih sulit untuk dapat sukses pada jalur ini.

Dijelaskan, tes mata pelajaran tertentu pada SBMPTN yang selama ini berjalan membuat siswa dan guru hanya fokus pada mata pelajaran tertentu dan mengabaikan mata pelajaran lain.

Baca juga: Kemendikbud Ubah Aturan Seleksi SNMPTN, SBMPTN, Jalur Mandiri PTN 2023

Kondisi ini pula yang membuat banyak siswa dan orangtua mengeluarkan biaya untuk bisa ikut bimbingan belajar untuk bisa mengerjakan soal UTBK. Ini menjadi tidak adil bagi siswa yang kurang mampu.

Nadiem berharap skema seleksi menjadi lebih adil dan setiap peserta didik memiliki kesempatan untuk sukses pada jalur SBMPTN.

“Kali ini berbeda. Dalam seleksi ini, tidak ada lagi tes mata pelajaran, tetapi hanya tes skolastik yang mengukur empat hal yaitu potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris. Soal pada seleksi ini akan menitikberatkan kemampuan penalaran peserta didik, bukan hafalan,” ungkap Nadiem.

Dengan demikian, terang Nadiem, kerja sama antara peserta didik dan guru melalui pengasahan daya nalar akan meningkatkan kesuksesan peserta didik pada jalur seleksi berdasarkan tes atau SBMPTN.

Ilustrasi. Bagi calon mahasiswa yang dinyatakan tidak lolos SBMPTN 2022, ada sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta yang masih membuka peluang melalui seleksi jalur mandiri.
Shutterstock/Portrait Image Asia Ilustrasi. Bagi calon mahasiswa yang dinyatakan tidak lolos SBMPTN 2022, ada sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta yang masih membuka peluang melalui seleksi jalur mandiri.

Orangtua dan siswa mengaku senang

Merespons hal ini, orangtua dari siswa SMA 1 Yogyakarta, Astuti Andriyani menyambut positif.

“Kebijakan ini mengurangi beban belajar anak kami yang harus menyelesaikan 15 mata pelajaran di sekolah, lalu mempersiapkan Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK) yang fokus kepada rumus, hafalan, serta harus mempelajari tips jitu mengenali karakteristik soal,” urainya menjabarkan beban persiapan yang dirasakan anaknya untuk masuk ke PTN.

Baca juga: 5 Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia 2022 dan Biaya Kuliahnya

Dengan penyederhanaan soal UTBK ke model soal penalaran, ia mengatakan bahwa anak tidak perlu menyediakan waktu maupun materi khusus karena materinya sudah menjadi satu kesatuan dalam pembelajaran sehari-hari di kelas.

"Saya setuju dengan pengutamaan soal-soal penalaran ini karena sangat bermanfaat untuk mempersiapkan kompetensi anak-anak dalam mengasah pola pikir yang kritis dan logis sesuai dengan kondisi di dunia kerja nanti,” ujarnya yang merasa lega dengan adanya kebijakan ini.

Sementara itu, siswa asal SMA Pradita Dirgantara Boyolali, Judha Hoka Wishika mengaku senang dengan arah transformasi seleksi ke PTN.

“Ini yang saya inginkan di mana saya bisa fokus pada mata pelajaran yang jadi minat saya. Saya berterima kasih karena dengan peluncuran program ini akan banyak potensi anak-anak Indonesia yang semakin berkembang guna mencetak SDM unggul di masa depan,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com