Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lagu Indonesia Raya, Setiap Liriknya Mengandung Doa

Kompas.com - 16/08/2022, 07:44 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

KOMPAS.com - Lagu kebangasaan Indonesia Raya selalu dikumandangkan dalam berbagai acara kenegaraan.

Banyak masyarakat, yang menyebut lagu Indonesia Raya adalah simbol kemerdekaan. Faktanya, sejarah lagu Indonesia Raya di setiap liriknya mengandung doa.

Pencipta lagu ini, Wage Rudolf Soepratman, harus melewati perjuangan yang tak mudah saat membuat lagu Indonesia Raya.

Dilansir dari laman Direktorat SMP Kememdikbudristek, Wage Rudolf Soepratman atau WR Soepratman lahir pada tanggal 19 Maret 1903.

Baca juga: Fakta Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Ditandai 6 Hal Ini

Beliau adalah seorang wartawan dan pemain musik. Sebelum memutuskan menjadi wartawan Kaoem Kita (1924-1925) dan Sin Po (1926-1933), beliau sempat berprofesi sebagai guru.

WR Soepratman adalah pemuda yang tidak pernah absen menghadiri Kongres Pemuda I dan II.

Penciptaan lagu Indonesia Raya oleh WR. Soepratman bermula ketika beliau membaca artikel mengenai “Manakah komponis Indonesia yang bisa menciptakan lagu kebangsaan Indonesia yang dapat membangkitkan semangat rakyat?” dalam majalah Timboel terbitan Solo.

Hati Soepratman kemudian tergerak. Dari sini, sejarah lagu Indonesia Raya dengan doa di setiap liriknya dibuat.

Pada suatu malam di tahun 1926,WR Soepratman mulai menuliskan not-not lagu Indonesia dan membuat lagu.menggunakan biola.

Sejarah lagu Indonesia Raya, juga ditandai dari Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jl Kramat Raya 106.

Lagu Indonesia Raya pertama kali dibawakan dengan alat musik biola dan tanpa lirik. Sebagian peserta kongres mencoba merangkul WR Soepratman dengan mata berkaca-kaca. Ada yang bertepuk tangan. Ada Pula yang bersorak meminta lagu dimainkan ulang.

Sebaliknya, perwakilan pemerintah kolonial serta polisi rahasia Belanda terbengong-bengong. Mereka tak mengerti apa yang baru saja terjadi. Mereka menganggap lagu yang dimainkan tidak lebih dari hiburan semata dan tidak berbahaya.

Semenjak saat itu nama WR Soepratman semakin populer seiring dengan partitur dan lagu Indonesia Raya—mulanya berjudul “Indonesia”—yang dirilis oleh Sin Po edisi Sabtu, 10 November 1928. Selebaran berisikan partitur dan lirik tiga stanza Indonesia Raya juga turut disebarkan.

Tak berhenti sampai di situ, WR Soepratman lalu menemui seorang kawannya yang memiliki studio rekaman, bernama Yo Kim Tjan. Di studio rekaman tersebut, WR Soepratman membuat rekaman piringan hitam lagu Indonesia Raya versi instrumen biola beserta suaranya dan versi orkes keroncong.

Keroncong saat itu merupakan musik yang populer di kalangan pemuda. Besar harapan WR Soepratman agar lagu kebangsaan kian dikenal luas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com