BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sekolah Pelita Harapan

30 Tahun Perjalanan Sekolah Pelita Harapan dalam Menginspirasi Generasi Penerus Bangsa

Kompas.com - 14/08/2022, 18:08 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
Hotria Mariana

Tim Redaksi

KOMPAS.comSekolah Pelita Harapan (SPH) telah berdedikasi dalam mendidik dan melayani keluarga Indonesia sejak 1993. Menyambut momentum tahun ajaran 2022/2023, SPH bersukacita karena para guru dan murid dapat kembali melakukan kegiatan belajar dan mengajar secara tatap muka di lima kampus yang tersebar di berbagai wilayah.

“SPH berkomitmen memberikan pengalaman belajar yang berkualitas dan akan terus mengusahakan pendidikan yang terbaik untuk generasi masa depan,” kata Executive Director SPH Matthew Mann dalam siaran pers yang diterima oleh Kompas.com pada Kamis (11/8/2022).

Keberhasilan dan komitmen tersebut, kata Matthew, dapat tercapai berkat kemampuan tenaga pendidik dari berbagai negara yang luar biasa. Ia menilai, para guru SPH memiliki kapabilitas untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada banyak keluarga Indonesia.

Hal itu juga didukung dengan penerapan kurikulum yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar.

“Dengan penerapan kurikulum Cambridge dan International Baccalaureate (IB), SPH adalah ‘rumah kedua’ bagi siswa untuk menemukan bakat, minat, dan identitas mereka,” jelas Matthew.

Matthew mengakui bahwa dua tahun terakhir merupakan periode yang menantang dan patut direnungkan. Pada masa itu, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berimbas pada sistem dan proses belajar di SPH.

Namun, Matthew bersyukur karena SPH mampu melewati masa sulit itu dengan baik tanpa mengurangi kualitas pembelajaran, bahkan mampu mencetak siswa berprestasi di berbagai bidang.

“Pengalaman ini menegaskan SPH sebagai salah satu sekolah internasional terkemuka di Indonesia selama hampir tiga dekade,” ujar Matthew.

Sebagai informasi, SPH merupakan sekolah pertama di Indonesia yang menerapkan kurikulum IB secara lengkap. Ketiga kurikulum itu adalah Primary Years Programme (PYP), Middle Years Programme (MYP), dan Diploma Programme (DP).

Matthew menambahkan, kurikulum di SPH selangkah lebih maju dari sekolah internasional lainnya. Ini karena kurikulum Cambridge dan IB yang diimplementasikan lebih matang.

“SPH tidak hanya menerapkan kurikulum apa adanya, tetapi juga mengintegrasikannya dengan pendekatan pembelajaran melalui #SPHWay yang menekankan pada fondasi iman (Foundation), pendekatan kekeluargaan (Family), pelayanan pada masyarakat (Service), dan dukungan pembelajaran (Support),” imbuh Matthew.

SPH juga menetapkan enam hasil pembelajaran yang menjadi ciri utama alumnus SPH, seperti yang tertuang dalam Expected Students Outcomes (ESO), yaitu Pencari Kebenaran (Truth Seekers), Murid yang Setia (Faithful Disciples), Pemimpin yang Melayani (Servant Leaders), Komunikator yang Percaya Diri (Confident Communicators), Pengubah Dunia (World Changers), dan Pelajar yang Berkembang (Flourishing Learners).

Menurut Matthew, keenam hasil pembelajaran itu akan menjadi output alumnus SPH di mana pun mereka berkarya nantinya.

“Berdasarkan data kami, sejak 1996, terdapat 2.300 alumnus yang berkarier di berbagai bidang, seperti keuangan, manajemen dan konsultasi bisnis, sains dan teknologi, kesehatan, jasa konstruksi dan manufaktur, serta industri kreatif, seperti komunikasi digital, seni, dan olahraga,” lanjut Matthew.

Selain prestasi akademik, SPH juga mengedepankan pembentukan karakter siswa agar memiliki pandangan yang luas. Di SPH, guru secara aktif mendorong siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran yang bermakna dan pelayanan otentik sesuai dengan kebutuhan komunitas sekitar.

Contohnya, melalui pendekatan belajar mission service learning (MSL) yang mengajak siswa untuk mempraktikkan langsung pembelajaran di kelas dengan skenario di dunia nyata.

“Tujuan dari pendekatan belajar MSL adalah agar siswa memiliki sikap melayani saat berpikir dan bertindak di luar kelas, khususnya dalam kehidupan bermasyarakat,” tambah Matthew.

Hal itu diakui oleh salah satu alumnus tahun 2022, Carys Mihardja. Ia menjelaskan, daripada menghafal, para siswa SPH juga diajarkan untuk menanamkan makna dan tujuan mendalam dari pengetahuan yang didapatkan di sekolah.

“Di SPH, kami didorong untuk memiliki pandangan yang luas terhadap dunia sekitar. Metode ini menjadi motivasi agar kemampuan yang saya miliki dapat membantu orang lain. Itulah yang membedakan SPH dengan sekolah yang lain,” tambah Carys yang juga pendiri yayasan sosial Carys Cares dan saat ini sedang menimba ilmu di Yale University, Amerika Serikat.

Hal itu juga diakui oleh orangtua dari alumnus SPH, Dumasi Samosir Wongso. Menurut Dumasi, ketiga anaknya memiliki cara berpikir yang matang dan berkarakter. Ia meyakini bahwa perkembangan karakter anak-anaknya itu berasal dari pendidikan yang diajarkan oleh guru-guru di SPH.

“Saya takjub dengan ketiga anak kami karena mereka memiliki sikap rendah hati, kemandirian, komitmen, keberanian, tanggung jawab, cinta Indonesia, dan kesediaan untuk mengambil tanggung jawab sejak mereka masih sangat muda,” tutur Dumasi.

Melihat SPH lebih dekat lewat Open Day

SPH mengawali komitmen mencerdaskan bangsa ketika mendirikan sekolah pertamanya di Tangerang, Banten. Kini, selama hampir 30 tahun, SPH berupaya untuk terus memfasilitasi pendidikan berkualitas untuk calon siswa yang tinggal di daerah (Jakarta, Bogor, Tanggerang, dan Bekasi) Jabodetabek.

Bagi calon siswa yang tinggal di luar daerah tersebut, sekolah juga menyediakan fasilitas asrama yang tersedia di SPH Sentul City, Bogor, Jawa Barat.

 

Open Day mengajak calon siswa dan orangtua untuk melihat langsung kehidupan sekolah SPH.  Dok. SPH Open Day mengajak calon siswa dan orangtua untuk melihat langsung kehidupan sekolah SPH.

Untuk itu, SPH kembali menggelar Open Day untuk mengundang dan membuka pintu bagi calon siswa dan keluarga untuk dapat melihat kehidupan sekolah di SPH secara langsung.

Acara itu juga membuka kesempatan bagi para orangtua untuk melakukan konsultasi dengan Admission Counselor SPH sambil menikmati suasana kampus yang asri.

Untuk menjangkau lebih banyak lagi keluarga Indonesia, SPH juga membuka peluang beasiswa yang akan diberikan untuk siswa dari kelas 1 sekolah menengah pertama (SMP) hingga kelas 2 sekolah menengah atas (SMA). Sebagai informasi, peraturan terkait beasiswa ini dapat diperoleh di setiap kampus.

Open Day akan diadakan secara tatap muka selama satu minggu mulai dari 5-10 September 2022 di SPH Lippo Village (Jakarta), Kemang Village (Jakarta), Pluit Village (Jakarta), Sentul City (Bogor), dan Lippo Cikarang (Bekasi).

Orangtua calon siswa dapat mengunjungi kampus SPH dengan melakukan pendaftaran melalui link berikut.

Dapatkan penawaran spesial dari SPH dalam rangka Perayaan 30 Tahun SPH yang hanya berlaku hingga 18 September 2022.


Komentar
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com