Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2022, 12:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Di kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa menggunakan sabun atau deterjen. Sebab, dengan sabun bisa membersihkan kotoran.

Tapi, dalam sabun itu ada kandungan bahan kimianya. Bagi siswa yang sedang belajar kimia terutama bahan kimia pembersih, maka harus paham seperti apa bahannya.

Melansir laman Repositori Kemendikbud Ristek, ini bahan kimia pembersih yang bisa dipelajari siswa.

4 bahan kimia pembersih

Sabun

Dengan rumus molekul R-COONa atau R-COOK, sabun terbuat dari reaksi antar asam lemak dan basa lemak dengan basa kuat, misalnya natrium hidroksida atau kalium hidroksida, melalui reaksi safonifikasi. R adalah rantai karbon, misalnya C17H33-.

Baca juga: Manfaat Jamu Beras Kencur, Ini Cara Membuatnya bagi Siswa

Molekul sabun terdiri atas bagian kepala dan ekor. Bagian kepala dapat larut dalam air, sedangkan bagian ekor dapat berikatan dengan lemak.

Pada proses pencucian, bagian ekor akan mengikat kotoran-kotoran yang pada umumnya berlemak, sedangkan bagian kepala berikatan dengan molekul-molekul air, sehingga dapat diangkat dari bahan yang dicuci.

Kemudian tertarik kedalam air. Selanjutnya kotoran-kotoran yang terikat pada sabun terpisah dari bahan yang dicuci dan dibuang bersama air cucian.

Deterjen

Deterjen merupakan bahan pembersih sejenis sabun, tetapi daya cucinya jauh lebih kuat dari sabun. Deterjen memiliki rumus molekul yang sama dengan sabun, tetapi gugus asetat/ karboksilat (-COO-), dalam sabun diganti dengan gugusn sulfanoat.

Kita perlu hati-hati dalam memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis deterjen sukar diuraikan oleh pengurai.

Baca juga: 5 Tips Berlatih Basket di Rumah bagi Siswa

Jika deterjen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan kesehatan.

Oleh karena itu, sebaiknya memilih deterjen yang limbahnya dapat diuraikan oleh mikrorganisme (biodegradable), sehingga air tanah tetap terjaga dari bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan.

Pemutih

Cairan pemutih pakaian mengandung senyawa natrium hipoklorit, NaOCl. Senyawa ini mampu mengoksidasi zat warna dan noda sehingga zat warna dan noda hilang.

Efek samping penggunaan pemutih:

  • Bahan pemutih pakaian umumnya mengandung senyawa klorin yang dapat merusak serat kain dan warna pakaian.
  • Senyawa klorin juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
  • Bahan pemutih kulit yang mengandung merkuri atau raksa yang berlebihan dapat merusak sistem saraf.

Baca juga: Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila, Info bagi Siswa

Pewangi

Pewangi terdiri atas senyawa ester, dan hal ini memberikan bau yang khas sesuai dengan sumber yang didapat dalam bahan tersebut. Berdasarkan fungsinya, bahan pewangi tubuh, ruangan, kamar mandi dan lemari.

Selain zat yang menimbulkan aroma wangi, pewangi yang dijual di pasaran biasanya mengandung zat-zat lain, seperti alkohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk pewangi yang berbentuk padat.

Selain alkohol, masih terdapat beragam zat tambahan lainnya yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi agar parfum mudah disemprotkan (zat tersebut berfungsi sebagai propelan). Di antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tersebut ada yang dapat mencemari lingkungan.

Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian masuk ke atmosfer bagian atas akan dapat merusak lapisan ozon. Selain itu juga berdampak pada kesehatan manusia antara lain:

  • Mengiritasi mata, hidung, tenggorok, kulit.
  • Mengakibatkan mual, pusing, perdarahan, hilang ingatan, kanker, dan tumor, kerusakan hati.
  • Menyebabkan iritasi ringan hingga menengah pada paru-paru, termasuk gejala seperti asma.

Baca juga: Siswa, Ini Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com