Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Peringati Hakteknas 2022, Nadiem Komitmen Dorong Inovasi Ekosistem Teknologi Kemendikbud Ristek

Kompas.com - 12/08/2022, 19:25 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pihaknya akan terus mendorong dan memastikan ekosistem teknologi pendidikan yang diluncurkan agar dapat terus digunakan.

Selain itu, lanjut dia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan terus mendorong lahirnya inovasi ekosistem teknologi, baik dalam pembelajaran maupun administrasi pendidikan.

“Saya berharap platform-platform yang telah dibuat dapat menghasilkan begitu banyak karya, inovasi, dan kepercayaan diri pada dosen, guru, murid, dan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk berani tampil, berani mencoba hal baru, berani gagal. Hanya dengan cara itu kita bisa berani sukses,” imbuhnya seperti yang dimuat dalam laman kemdikbud.go.id, Kamis (11/8/2022).

Pernyataan tersebut disampaikan Nadiem dalam acara dialog bersama penerima manfaat Ekosistem Teknologi Kemendikbud Ristek dengan tema “Transformasi dan Inovasi di Sektor Pendidikan Melalui Teknologi” pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-27 Tahun 2022, di Kantor Kemendikbud Ristek, Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Pada momentum Hakteknas kali ini, Kemendikbud Ristek mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung dalam gerakan transformasi pendidikan nasional melalui Merdeka Belajar.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Program Organisasi Penggerak Dorong Transformasi Pendidikan

Seperti diketahui, selama 20 tahun terakhir, Indonesia mengalami krisis pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari hasil tes Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan literasi, numerasi, dan sains peserta didik di Indonesia tidak ada peningkatan signifikan.

Di samping itu, 70 persen siswa usia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum untuk literasi dan numerasi.

Merujuk data-data tersebut, Kemendikbud Ristek merancang dan meluncurkan ekosistem teknologi pendidikan sebagai akselerator dari transformasi pendidikan nasional.

Setelah berhasil diluncurkan, Nadiem mengaku terharu atas capaian transformasi digital Kemendikbud Ristek dalam menyediakan platform yang bermanfaat bagi ekosistem pendidikan di Indonesia.

"Saya melihatnya itu merinding, karena tiga tahun yang lalu kami mencanangkan ide untuk benar-benar mendigitalisasi aktivitas kami di Kemendikbud. Pada saat itu, saya sama sekali tidak mengetahui apakah hal sebesar ini bisa terjadi atau tidak, tapi kami berkomitmen. Ternyata hasilnya terlihat sekali," imbuhnya.

Baca juga: Unkris dan Usahid Sepakat Sinergikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Nadiem ucapkan terima kasih kepada pengguna

Pada kesempatan itu, Nadiem mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengguna platform teknologi yang telah diluncurkan Kemendikbud Ristek melalui Merdeka Belajar.

“Terima kasih untuk lebih dari 1,2 juta pendidik sudah mengakses dan saling berbagi materi di platform Merdeka Mengajar, sebuah kanal bagi guru-guru untuk belajar, mengajar, dan berkarya serta mendukung implementasi Kurikulum Merdeka,” jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga berterima kasih kepada 3,2 juta pendidik dan dinas pendidikan (disdik) di seluruh Indonesia yang telah mengakses berbagai platform teknologi dengan akun belajar.id.

Tak hanya pendidik, ucapan terima kasih juga diberikan Nadiem kepada 714.000 mahasiswa, 2.600 perguruan tinggi, 2.700 mitra industri, dan 43.000 praktisi yang telah berkolaborasi untuk mewujudkan terobosan Belajar Kampus Merdeka.

Lebih dari itu, ia juga berterima kasih kepada para pelopor yang telah percaya dan mulai memanfaatkan setiap ekosistem teknologi yang dibangun Kemendikbud Ristek.

Baca juga: Produsen Ban Ini Pamer Teknologi dan Inovasi Baru

“Sebanyak 364.000 sekolah telah memanfaatkan terobosan teknologi Kemendikbud Ristek untuk menghadirkan transformasi pembelajaran yang menyeluruh bagi peserta didik,” kata Nadiem.

Ia menjelaskan, pada platform Rapor Pendidikan, lebih dari 100.000 satuan pendidikan telah mengidentifikasi capaian hasil belajar peserta didik hingga iklim keamanan sekolah.

Begitu pula, penggunaan platform Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) dan Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah) juga telah digunakan lebih dari 200.000 satuan pendidikan untuk mengelola anggaran dan pengadaan yang transparan.

“Aplikasi ini membantu sekolah-sekolah di Indonesia melakukan penganggaran, pengadaan, dan pelaporan dana pendidikan secara efisien dan akuntabel,” tutur Nadiem.

Dalam implementasinya, kata dia, banyak pihak yang diajak berusaha keras beradaptasi dan keluar dari zona nyaman untuk berubah.

Baca juga: Doni Sukses Berbisnis Madu setelah Tinggalkan Zona Nyaman sebagai Pegawai Bank

“Ini adalah sebuah langkah berani para pelopor kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan, para penggerak Merdeka Belajar,” ungkapnya.

Melihat kesungguhan tersebut, Nadiem memberikan apresiasi tinggi. Ia menilai teknologi telah membantu menggerakkan langkah bersama untuk mengakselerasi transformasi pendidikan.

Meski demikian, Nadiem menyadari bahwa masih banyak yang harus disempurnakan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com