Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seminar RSA UGM: Ini 7 Mitos dan Fakta Seputar Ibu Menyusui

Kompas.com - 12/08/2022, 08:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan seminar bertemakan ‘Menyusui dan Bekerja, Antara Ekspektasi dan Realitas’ pada Jumat, (5/8/2022).

Adapun narasumbernya ialah Konselor ASI dari RSA UGM, Cyntia Eriska Dewi, SST., dan Leilya Elvizahro, S.Gz.

Pada seminar yang juga digelar secara bauran tersebut membahas banyak hal, yakni mitos dan fakta seputar ibu menyusui.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini Cara Penanganan Tersedak dan Upaya Pencegahannya

Mulai dari topik mendasar seperti manfaat tersembunyi di balik kegiatan menyusui, cara menyusui yang baik dan benar, serta cara menyimpan ASI yang benar.

Ada pula membahas pentingnya kelengkapan gizi sang ibu guna menghasilkan ASI yang berkualitas, serta tidak ketinggalan membahas berbagai mitos dan fakta seputar ibu menyusui yang beredar di tengah-tengah masyarakat.

Mitos dan fakta ibu menyusui

1. "Jangan makan ikan, nanti ASI-nya amis"

Menurut Leilya Elvizahro, S.Gz., anggapan ini adalah mitos. Dijelaskan, ASI secara umum tidak memiliki aroma, artinya makanan yang dikonsumsi sang ibu tidak memengaruhi aroma ASI yang dihasilkan.

Sebaliknya mengonsumsi ikan sangat dianjurkan untuk para ibu menyusui, sebab ikan mengandung protein dan asam lemak yang dibutuhkan oleh ibu. Leilya menilai ASI yang ditemukan berbau amis tersebut disebabkan cara penyimpanan ASI perah yang kurang tepat.

2. "Ibu menyusui tidak boleh minum kopi"

Leilya mengatakan bahwa hal tersebut juga mitos. Secara umum, para ibu yang menyusui aman untuk mengonsumsi kopi, namun dibatasi kurang dari 300 mg per hari (atau secara 2 cangkir kopi).

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Diare Pada Anak ala Dokter RSA UGM

3. "Menyusui bikin ibu cepat lapar dan haus"

Leilya mengatakan bahwa hal tersebut adalah fakta. Kegiatan menyusui membutuhkan banyak kalori sehingga membuat ibu cepat lapar.

ASI pun berbentuk cairan sehingga ketika ada cairan yang keluar dari tubuh, tubuh pun akan reflek meminta penggantinya (sensasi haus).

"Oleh karena itu pada saat menyusui boleh sediakan minum, snack, atau meminta para suami untuk menyiapkan makanan," ujar Leilya dikutip dari laman UGM, Kamis (11/8/2022).

4. "Busui harus minum susu supaya ASI cepat keluar"

Leilya mengatakan ini adalah mitos. Susu memang merupakan sumber kalsium yang dibutuhkan untuk ibu menyusui, tapi harus diingat bahwa masih ada sumber kalsium lain seperti brokoli, ikan teri, bayam, dan telur.

5. "Harus makan daun kelor dan sayuran hijau supaya ASI lancar"

Hal ini adalah fakta. Berdasarkan hasil penelitian, mengonsumsi daun kelor memang dapat meningkatkan produksi ASI. Diketahui hasil penelitian tersebut didapatkan atas uji pemberian daun kelor berbentuk kapsul kepada para ibu menyusui.

Baca juga: Cara Mencegah Flu pada Anak dari Stikes Panti Kosala

"Kemudian juga ada penelitian lain yang melihat efek daun katuk dan daun papaya, dan lain sebagainya sebagian besar memang (memperlihatkan) ada pengaruh signifikan terhadap produksi ASI. Jadi boleh-boleh saja untuk mengonsumsi daun-daun atau sayuran hijau," tambah Leilya.

6. "Minum es membuat ASI jadi dingin dan bayi pilek"

Hal ini adalah mitos. Leilya menjelaskan bahwa ketika makanan dan minuman yang masuk ke lambung senantiasa akan mengalami penyesuaian suhu.

Sehingga, suhu makanan dan minuman tidak punya pengaruh kepada ASI yang dihasilkan oleh para ibu.

7. "Pub bayinya ada biji cabe, ibunya pasti makan pedas"

Leilya menjelaskan bahwa hal ini turut merupakan mitos. Bentuk biji-biji yang ditemukan pada feses bayi merupakan bentuk normal.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap

"Feses berbentuk agak cair, bewarna krem seperti mustard campur keju, kadang berbiji, dan memiliki bau yang ringan adalah bentuk normal fese bayi yang minum ASI," pungkas Leilya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com