Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2022, 20:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com – Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana (FE Unkris) menggelar webinar "Perluasan Akses Pendanaan Pasar Modal untuk Mendorong Penguatan Ekonomi Digital" pada Sabtu, 6 Agustus 2022.

Webinar digelar secara hibrid di kampus Unkris Jatiwaringin, Bekasi dan diikuti akademisi, pelaku UMKM, perusahaan startup, praktisi pasar modal, profesi akuntan, investor, calon investor dan mahasiswa.

Pembina Yayasan Unkris Prof. Gayus Lumbuun menjadi pembicara utama bersama dua pembicara lain: Etty Retno Wulandari (Advisor Senor di Strategic Committee OJK) dan Panda Suwaka Hidajat (Kantor Akuntan Publik RSM AAJ).

Prof. Gayus Lumbuun menjelaskan, ekonomi digital menjadi isu yang strategis dan penting dibahas mengingat ekonomi digital merupakan salah satu andalan masyarakat Indonesia untuk melakukan pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.

Ekonomi digital memiliki potensi yang sangat tinggi untuk terus tumbuh dan berkembang, terutama sejak pandemi Covid-19 di mana tingkat konektivitas masyarakat Indonesia terhadap internet juga meningkat pesat,” jelas Prof Gayus.

Beberapa indikator yang menunjukan potensi pertumbuhan ekonomi digital, antara lain kontribusi ekonomi digital ke PDB RI menembus USD 44 miliar pada 2020, penambahan jumlah lapangan kerja yang diprediksi mencapai 3,7 juta pada 2025.

Selain itu, muncul pula konsumen baru yang memanfaatkan ekonomi digital hingga 37 persen pascapandemi serta 45 persen pelaku usaha mulai aktif melakukan penjualan secara e-commerce.

Transaksi digital pun mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Data tahun 2021 menunjukkan bahwa transaksi ekonomi digital di Indonesia tumbuh hingga 49 persen dan diprediksi akan tumbuh sebesar 108 persen ditahun 2025.

Baca juga: Krisis Ekonomi Sri Lanka, Dosen Unair: Banyak Faktor Jadi Penyebab

“Pelaku UMKM yang merupakan critical engine bagi perekonomian Indonesia, di mana kontribusi terhadap PDB mencapai 61 persen turut menghasilkan pertumbuhan pendapatan hingga 80 persen lebih tinggi dibanding konvesional," ujar Prof. Gayus.

"Hingga akhir 2020, tercatat sebanyak 11,7 juta UMKM on boarding ke bisnis daring,” lanjutnya. 

Potensi pertumbuhan ekonomi digital tersebut, menurut Prof. Gayus, harus dibarengi dengan upaya pemerintah untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap transaksi digital mengingat dari 210 juta penduduk Indonesia yang sudah terkoneksi internet, baru 7,5 persen yang memanfaatkan jaringan internet untuk transaski elektronik.

Pemerintah juga harus fokus terhadap penanganan cyber crime yang merupakan salah satu pemicu ketidakpercayaan masyarakat atas keamanan data pribadi mereka di jejaring internet.

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi digital, diakui Gayus, pemerintah telah menetapkan aspek pendanaan menjadi satu dari 8 program strategis Peta Jalan E-Commerce, di samping persoalan perpajakan, perlindungan konsumen, logistitik, pendidikan dan SDM, infrastruktur komunikasi, keamanan cyber, pembentukan manajemen pelaksana.

Gayus menjelaskan dalam persoalan perlindungan terhadap investor, OJK menjadi lembaga paling utama yang harus mengambil peran, melalui fungsi pengawasannya dengan pendekatan berbasis market conduct, terutama pada kegiatan urun dana.

Perlindungan konsumen dalam pasar modal diperlukan karena konsumen dalam sektor pasar modal adalah pemodal atau investor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com