Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2022, 14:45 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Bagi masyarakat yang mengalami masalah berat badan berlebih, ada program diet intermittent fasting yang bisa dicoba.

Istilah diet ini seringkali disebut dengan istilah diet puasa. Atau secara harfiah, intermittent memiliki arti puasa berselang.

Sesuai artinya, intermittent fasting merupakan metode pengaturan pola makan dimana seseorang berpuasa di waktu tertentu dan makan di waktu yang lain.

Dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut Pertanian Bogor (IPB) Mira Dewi mengatakan, diet intermittent fasting dianggap dapat menurunkan berat badan secara lebih sehat.

Baca juga: Indomobil Finance Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1 Fresh Graduate

Jenis diet ini juga tidak mengatur jenis pangan tertentu untuk dikurangi atau tidak dikonsumsi saat fase makan.

Orang yang menjalani diet tidak boleh makan tapi masih boleh minum yang mengandung nol kalori. Air putih, teh tanpa gula, kopi atau minuman herbal rempah tanpa gula diperbolehkan.

"Malah dianjurkan untuk memperbanyak asupan cairan, lalu pada periode puasa boleh makan apa saja tanpa pembatasan kalori," terang Mira seperti dikutip dari laman IPB, Senin (8/8/2022).

Menurutnya, saat menjalani diet ini, disarankan tidak makan sebanyak-banyaknya, makan dengan porsi seperti biasa saja.

Baca juga: 7 Tips agar Kuliah Lancar, Mahasiswa Baru Wajib Tahu

Intermittent fasting metode diet dengan pembagian waktu

Dia menerangkan, metode diet ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pembagian waktu.

Misalnya metode 16/8, yakni dengan membagi 16 jam untuk puasa dan 8 jam untuk makan. Metode 14/10 dilakukan dengan 14 jam fase berpuasa dan 10 jam fase makan.

Ada pula metode alternate day fasting, yakni dengan berpuasa 24 jam dan dilanjut dengan fase makan pada 24 jam berikutnya.

Singkatnya bisa disebut puasa sehari dan sehari tidak puasa. Namun metode ini tidak disarankan untuk pemula karena terbilang cukup ekstrim.

"Intermittent fasting ini dapat meningkatkan pembakaran lemak dan meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin yang akan menurunkan risiko terjadinya diabetes," beber Mira.

Baca juga: 9 Kampus dengan Bidang Kedokteran Terbaik di Indonesia

Yang perlu diperhatikan saat menjalani intermittent fasting

Dia menambahkan, penelitian terkait diet ini terhadap profil lipid juga menunjukkan bahwa nilai LDL dapat diturunkan dan nilai HDL naik.

Efek ini diperoleh karena diberikannya waktu istirahat bagi saluran cerna. Tubuh perlu istirahat agar dapat memberikan waktu bagi peremajaan sel. Dengan metode ini, tentu kesempatan tubuh untuk memperbaiki diri akan lebih lama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com