Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarian Angguk Kulon Progo Meriahkan Olimpiade Informatika Internasional 2022

Kompas.com - 08/08/2022, 13:30 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Tari Angguk, tari tradisional dari Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ditampilkan oleh para siswa SMAN 1 Pengasih Kulon Progo untuk menyambut kontingen dari berbagai negara peserta International Olympiad in Informatics (IOI) 2022, Minggu (7/8/2022).

Tari Angguk yang ditampilkan dalam menyambut kontingen dari Spanyol, Kepulauan Siprus, Iran, Islandia, dan Belanda itu merupakan tari yang memiliki makna sebuah permohonan kepada Tuhan akan keselamatan untuk para masyarakat.

Tari Angguk juga dimaknai sebagai ajakan kepada masyarakat untuk selalu berbuat kebaikan dan juga menghindari perilaku yang buruk.

Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pengasih Kulon Progo, Vipti Retna Nugraheni mengungkapkan kebanggaannya bahwa siswa di sekolah yang dipimpinnya terpilih menjadi penyambut kontingen internasional.

Baca juga: Cara Cek Siswa Penerima Bantuan Kartu Indonesia Pintar SD-SMA 2022

“Menjadi sebuah kehormatan khusus, sekolah kami dapat menampilkan tarian khas daerah untuk menyambut tamu di ajang internasional,” ucap Vipti dilansir dari Kemendikbudritek.

Selain Tari Angguk, perwakilan beberapa SMA dan SMK di DI Yogyakarta juga melakukan pemasangan syal motif batik kepada masing-masing peserta dari tiap negara.

International Olympiad in Informatics (IOI) sendiri merupakan ajang kompetisi internasional paling bergengsi di bidang informatika untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).

IOI 2022 ini akan menjadi kompetisi pertama yang diselenggarakan secara hibrida (daring dan luring). Setelah sebelumnya, selama dua tahun berturut-turut ajang ini terpaksa diadakan secara daring karena pandemi Covid-19.

Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah penyelenggara IOI ke-34. IOI ke-34 akan diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tanggal 7-15 Agustus 2022. Dalam kompetisi tahun ini, Indonesia mengirimkan 8 peserta yang terbagi dalam 2 tim.

Baca juga: Hanya 20 dari 4.500 Kampus Indonesia Masuk Ranking Dunia, Ini Kata Kemendikbud

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek), Asep Sukmayadi menyampaikan apresiasi kepada pihak yang membantu dan mendukung Indonesia menjadi tuan rumah IOI seperti berbagai kementerian/lembaga terkait, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menjaga keselamatan dan keamanan penyelenggaraan acara di masa pandemi Covid-19.

“Dalam mempersiapkan acara ini kami menggandeng Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) dan para alumni IOI Indonesia, karena ini jadi kesempatan bagi putra putri bertalenta Indonesia untuk saling belajar satu sama lain. Kita juga undang sekretariat IOI pusat untuk melihat kesiapan kita menyelenggarakan IOI ini," ungkap Asep di Jakarta, (8/8/2022).

Kontingen dari Spanyol yang berisikan 5 siswa sekolah menengah atas dan 1 orang ketua kontingen merasa bahagia mendapat kesempatan mengikuti IOI.

“Ini merupakan kesempatan yang pertama kali kami mengunjungi Indonesia, negara yang bersahaja dengan cuaca yang hangat. Sebagai persiapan mengikuti IOI, tim kami mengadakan pelatihan khusus sepanjang tahun lalu dengan ditambah persiapan khusus di 2 minggu terakhir jelang IOI,” tegas ketua kontingen tim Spanyol yang merupakan guru sekolah menengah atas yang mengajar Introduction to Programming, Jacobo Vilella Vilahur, seraya berharap tim Spanyol minimal mendapat meraih perunggu.

Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?

Senada dengan itu, siswa salah satu sekolah menengah atas tingkat akhir di Islandia, Benedikt Vilji Magnússon, menceritakan persiapannya dalam mengikuti IOI.

“Tim kami telah mengikuti berbagai kompetisi teknologi informasi tingkat lokal, dan di akhir pekan kami meningkatkan intensitas latihan dalam mengerjakan soal. Semoga tim kami mendapat beberapa medali, meski cuaca di Indonesia panas berbeda dengan cuaca di negara kami,” sambung Benedikt.

Lebih lanjut, pengalaman menjadi pendamping (Liaison Officer) juga diceritakan oleh Alifia Cesarina Harmadi.

“Awalnya hanya iseng melihat adanya kebutuhan LO di media sosial Puspresnas, ternyata terpilih. Selain itu, menjadi kesempatan saya mengunjungi Yogyakarta dan menambah sahabat dari dunia internasional,” pungkas Alifia yang akan mendampingi kontingen dari Iran sekaligus telah menyiapkan diri mempelajari beberapa sapaan singkat dalam bahasa Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com