Kandungan pati sorgum sebagian berupa "resistant starch" yang tidak mudah dicerna sehingga dapat mengenyangkan lebih lama tanpa menambah kalori.
Baca juga: Rektor Unesa Siapkan Beasiswa S2 bagi 5 Wisudawan Disabilitas
Sorgum juga mempunyai indeks glikemik antara 50-60 yang lebih rendah dari beras dari padi sehingga tidak cepat menaikan gula darah.
Dia menambahkan, biji sorgum terutama yang berwarna mengandung senyawa fenolik tinggi yang berfungsi sebagai antioksidan.
Biji sorgum menghasilkan karbohidrat yang bebas gluten. Sehingga dapat dimanfaatkan menjadi pangan bebas gluten bagi penyandang autisme.
"Kedua varietas sorgum IPB University ini juga mampu tumbuh baik di lahan kering bertanah masam sehingga dapat mengurangi penggunaan input kapur pertanian jika ditanam di lahan bertanah masam.
IPB Sorice telah ditanam di Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan sebagai bagian dari kegiatan uji multi lokasi.
Ia menambahkan, bagi petani, bertanam sorgum IPB Sorice dapat memberikan panen lebih dari satu kali dengan sekali menanam.
Baca juga: Kapal Api Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1, Cek Infonya
Menurutnya, bagi masyarakat Indonesia yang sudah terbiasa memasak nasi dari beras padi tidak akan mengalami kesulitan dalam mengolah sorgum karena beras sorgum dapat ditanak seperti menanak nasi dari beras padi.
"Tepung dari biji sorgum juga dapat diolah menjadi berbagai makanan baik cake maupun kue kring yang bebas gluten dan berprotein tinggi," tandasnya.
Itulah inovasi tim IPB berupa sorgum Sorice yang diharapkan bisa mengatasi masalah gizi ganda di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.