Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radar Jarak Jauh Pengembangan Doktor ITS Harganya Bisa Lebih Murah

Kompas.com - 28/07/2022, 19:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu doktor baru dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan radar jarak jauh. Hal itu dipaparkan pada Sidang Terbuka Promosi Doktor, Selasa (26/7/2022).

Ia adalah Dr. Devy Kuswidiastuti, ST., MSc., dari Program Studi S3 Teknik Elektro ITS. Menurutnya, teknologi radar phased array konvensional yang dipakai selama ini mempunyai kekurangan.

Yakni hanya mampu memancarkan sinyal untuk ke arah tertentu. "Namun, ketika ingin memperbesar jangkauan, radar menjadi kurang mampu untuk membedakan dari arah mana sinyal itu yang diterima oleh beam," ujarnya dikutip dari laman ITS.

Karenanya, melalui disertasinya yang berjudul "Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Multiple-input Multiple-output (MIMO) Radar with Circulating Codes (CC)", Devy berfokus untuk mengatasi permasalahan radar dalam spesifikasi arah datang sinyal dan jangkauan yang sempit.

Baca juga: Webinar ITS: Ini 3 Tantangan Kerja di Pertambangan

Manfaatkan sinyal OFDM

Pada penelitian yang telah menerima paten pada Maret 2022 lalu dengan judul "Sistem Radar Jarak Jauh dengan Sorot Jamak Serentak Menggunakan Teknik CC-OFDM MIMO" tersebut, Devy memanfaatkan sinyal OFDM.

Sinyal ini yang kerap kali digunakan dalam bidang komunikasi untuk diterapkan dalam teknologi radar yang ia kembangkan.

Dikatakan, sinyal OFDM ini akan digabungkan dengan CC MIMO yang dapat menghasilkan beam yang mengarah ke sudut tertentu dengan memberikan beda fase pada elemen yang memancarkan sinyal.

"Setiap sinyal OFDM akan dikodekan dengan kode tertentu, sehingga ketika sinyal ditangkap kembali oleh penerima sinyal dapat diketahui dari arah beam mana sinyal tersebut berasal," jelasnya.

Devy yang juga dosen Departemen Teknik Elektro ITS ini mengatakan, penambahan fitur OFDM pada CC MIMO radar ini memungkinkan untuk membuat 63 beam guna dipancarkan secara serentak.

Hal tersebut yang membedakan dengan radar phased array konvensional yang hanya memancarkan sinyal ke satu arah tertentu.

Baca juga: Tim KKN ITS Bantu Peternak Buat Pakan Konsentrat

"Sehingga ketika radar konvensional digunakan untuk mendeteksi benda yang berada di lain arah, maka perlu adanya rotor untuk memutar radar tersebut," imbuhnya.

Sedangkan untuk mengubah arah pancaran sinyal dari radar tanpa menggunakan rotor, maka beda fase dari setiap pemancar sinyal harus dimodifikasi.

Punya keunggulan lain

Kini, untuk mengubah beda fase, radar menggunakan komponen phase shifter. Namun menurut dia, komponen phase shifter ini sangat mahal.

Ia meyakini, keunggulan lain dari radar rancangannya adalah dapat mengeliminasi penggunaan phase shifter yang mahal tersebut.

Hal ini disebabkan beda fase yang diperlukan untuk memutar arah pancaran sinyal dapat diperoleh dari sinyal OFDM.

"Dengan begitu, harga radar yang menggunakan teknik CC-OFDM MIMO ini menjadi lebih murah," jelasnya.

Karenanya, Devy berharap penelitiannya ini dapat lanjut dalam tahap prototyping dan komersialisasi.

Baca juga: Mahasiswa Itera Inovasi Filter Air Bersih Berbahan Limbah

"Dengan begitu, Indonesia mampu memproduksi radar berteknologi OFDM ini dengan biaya murah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com