Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Ristek Dorong Pemberdayaan Perempuan di Dunia Pendidikan

Kompas.com - 27/07/2022, 13:21 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengaku keberpihakannya kepada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam dunia pendidikan serta digitalisasi.

Untuk itu, keamanan atau perlindungan terhadap perempuan dirasa penting dalam keberlangsungan kehidupan pendidikan merdeka.

Baca juga: Hindari Minum Teh Setelah Makan, Dosen UM Surabaya: Ini 3 Bahayanya

"Peran perempuan sangatlah penting, demi mewujudkan keamanan bagi kebebasan perempuan dalam menyampaikan inspirasi adalah yang utama," kata dia dalam keterangannya, Rabu (27/7/2022).

Nadiem pun mengungkapkan, Kemendikbud Ristek sudah punya aturan untuk melindungi perempuan dan memerangi pelecehan seksual di tempat pendidikan atau kampus.

Lewat aturan tersebut, Kemendikbud Ristek memberikan pemulihan dan perlindungan pada korban dan memberikan sanksi kepada pelaku.

"Kami juga selalu membuka pintu berkolaborasi lintas sektor, melalui Kampus Merdeka kami memberikan akses setinggi dan seluas-luasnya terutama bagi perempuan, untuk menggabungkan dunia usaha dan pendidikan," ucap Menteri Nadiem.

Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengatakan, Indonesia dan dunia sedang menghadapi transformasi digital yang memengaruhi perubahan budaya dan mengharuskan semua pemangku kepentingan untuk terus menantang status quo.

Sementara dalam konteks sosial ekonomi, transformasi digital menghadirkan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan taraf hidup semua negara.

Baca juga: Pakar Unpad: Ide Citayam Fashion Week Jangan Untungkan 1 Pihak Saja

"Untuk memanfaatkan manfaat ekonomi digital, perempuan perlu meningkatkan pemanfaatan teknologi dan aplikasi digital untuk memaksimalkan peluang. Teknologi yang muncul memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pada akhirnya meningkatkan daya saing," ucap dia.

Untuk mewujudkan itu, perempuan dan lelaki untuk ke depannya diharapkan mampu bekerjasama mempromosikan kepemimpinan perempuan di sektor energi terbarukan.
Yakni, dengan meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, khususnya di bidang STEM.

"Lalu, menciptakan tempat kerja yang ramah perempuan, memecahkan langit-langit kaca, serta melanjutkan upaya pengarusutamaan gender di segala bidang pembangunan," ucapnya.

Co-Chair G20 EMPOWER 2022, Rinawati Prihatiningsih menambahkan, G20 Empower yang diluncurkan di tahun 2019 untuk menyatukan para pemimpin senior dari dunia bisnis dan pemerintahan dari 28 negara yang tergabung di G20 dan negara-negara tamu.

Menurut Rina, tugas dan tujuan yang diberikan kepada aliansi pemberdayaan menjadi semakin mendesak, mengingat pandemi Covid-19 yang secara drastis mengekspos dan memperkuat kesenjangan gender yang sudah ada sebelumnya.

Tantangan tersebut, kata dia, juga telah menyebabkan perubahan struktural dalam dunia kerja dan bisnis saat ini dan di masa depan seluruh sektor.

Hal tersebut membawa dampak lebih berat dan mendalam bagi perempuan dan anak perempuan.

Baca juga: Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung, Psikolog Unair: Perlu Kesehatan Mental

"Kami mencoba mengeksplorasi praktik dan kebijakan terbaik yang dapat dilakukan oleh sektor swasta dan pemerintah untuk meningkatkan posisi mereka dalam mendukung, mempercepat, dan meminimalkan tantangan posisi perempuan di dunia kerja dan bisnis terutama pasca Covid-19," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com