Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lulusan S2 Kenotariatan Undip yang Sukses Jadi Pilot Perempuan

Kompas.com - 25/07/2022, 09:32 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) setelah lulus bisa bekerja sesuai kompetensi yang dimiliki.

Namun alumnus yang satu ini berbeda daripada lainnya. Pasalnya lulusan Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum (MKN FH) Undip ini justru berkarier di bidang yang cukup jauh jauh dengan jurusan kuliahnya.

Soraya Syahnaz justru sukses berkarier menjadi pilot perempuan di sebuah maskapai penerbangan ternama.

Baginya kampus MKN Undip salah satu yang terbaik pada saat melakukan pencarian kampus-kampus unggulan. Selain itu banyak hal baru yang dapat dipelajari baik akademis maupun nonakademis selama berkuliah.

Baca juga: Astra Internasional Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1, Buruan Daftar

Tertarik di bidang kenotariatan

Hal ini menjadi alasan ketertarikannya belajar ilmu kenotariatan sejak tahun 2009. Kesan yang didapatkan sewaktu kuliah di Undip yaitu saat dirinya kali pertama harus merantau dan jauh dari orangtua yang berdomisili di Jakarta.

"Awalnya terasa begitu berat dijalani karena harus benar-benar mandiri dan berjuang untuk melakukan semuanya sendiri. Tapi Alhamdulillah dengan berjalannya waktu semua dapat saya lalui dengan baik," kata Soraya seperti dikutip dari laman Undip, Minggu (24/7/2022).

Dia mengaku, pengalamannya pada bidang penerbangan dimulai setelah meraih gelar sarjana. Soraya kemudian mengikuti ujian masuk sekolah Penerbang di Bali International Flight Academy (BIFA) yang berlokasi di Buleleng, Bali Utara.

Baca juga: Beasiswa LiniMuda bagi SMA-S1, Beri Rp 10 Juta Per Semester

Kemudikan pesawat Boeing 737-800

Saat itu PT. Garuda Indonesia memiliki program kerjasama dengan BIFA. Jika lulus BIFA, maka langsung dapat masuk dan bergabung ke Garuda Indonesia.

"Alhamdulillah saya dinyatakan lulus dan diterima untuk mengikuti program pelatihan penerbang di BIFA," papar Soraya.

Pendidikan yang harus ditempuh kurang lebih 10 bulan. Setelah itu, Soraya baru melakukan program pendidikan penerbang di Garuda Indonesia, sebagai First Officer (FO) jenis pesawat Boeing 737-800 yang hingga saat ini masih ia kemudikan.

Soraya terinspirasi mengikuti jejak ayahnya yang juga seorang pilot. Soraya diminta sang ayah untuk mengenyam pendidikan hingga S2 tepatnya di program studi Magister Kenotariatan Undip.

Baca juga: Beasiswa S2 Belanda, Dapat Biaya Kuliah dan Tunjangan Hidup

Tidak ada kata capek untuk menuntut ilmu

Baginya pendidikan itu adalah nomor satu. Meski Soraya sering mendapatkan komentar "capek-capek sekolah sampai S2 Notaris tapi akhirnya jadi Pilot". Tetapi menurutnya hal itu tidaklah benar.

"Tidak ada yang capek untuk menuntut ilmu, pendidikan yang tinggi akan menjadi modal kita berkarir sampai kapanpun," imbuh dia.

Namun mengenyam pendidikan dengan jurusan yang melenceng dengan pekerjaan yang ditekuni juga bisa memiliki nilai positif.

Seperti saat pandemi Covid-19 ini, penerbangan sangat berdampak buruk. Sehingga Soraya merasa masih punya dasar pendidikan sebagai notaris jika memang tidak bisa menjadi pilot lagi.

Baca juga: Beasiswa S2 Belanda, Dapat Biaya Kuliah dan Tunjangan Hidup

Soraya berpesan, jangan pernah merasa malas atau bosan untuk menuntut ilmu.

"Itu semua akan sangat berguna dan menjadi bekal untuk kita nantinya bekerja dimana pun," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com