Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kasus Bullying Terus Berulang? Ini Kata Akademisi UB

Kompas.com - 22/07/2022, 08:34 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

"Deteksi emosi anak, sikap anak untuk mengetahui apakah ada yang tidak beres dari sikap anak sehari-hari," tambahnya.

Lalu, bagaimana cara mendeteksi anak sebagai pelaku bullying?

Ia mengatakan memang ada kasus orangtua itu tidak tahu anaknya pelaku bullying.

Bisa saja, anak di rumah berperilaku berbeda dengan saat di luar rumah. Sehingga, orangtua memang harus peka akan perubahan perilaku anak.

"Anak yang suka membully, bisanya agresif. Perilakunya menyimpang termasuk kenakalannya menyimpang," tambahnya.

Baca juga: Ini 7 Jenis dan Tingkatan dari Cyber Bullying

Faktor yang membuat anak-anak bisa menjadi pelaku bullying, juga bisa muncul dari keluarga yang kurang harmonis.

"Penyimpangan perilaku pada anak seringkali disebabkan juga dari rumah. Sekarang banyak juga keluarga yang disfungsional, misal kekerasan dalam keluarga, tidak berfungsi sebagaimana keluarga," ujar Ari.

Apakah jika pelaku bullying diberi sanksi pindah sekolah atau dikeluarkan sudah tepat? 

Memindah atau mengeluarkan pelaku bullying dari satuan Pendidikan, masih menjadi pro kontra. Ia menyebut, dalam peraturan Kemendikbudristek bagi Perguruan Tinggi saja tidak serta merta pelaku dikeluarkan.

"Masih ada pemanggilan, pelakunya, konfirmasi, diusut, setelahnya ada SP, kemudian ada pendampingan bahkan pelaku pun didampingi karena diharapkan tidak mengulangi perbuatan di masa depan," Kata Ari.

Apalagi, jika pelaku perundungan adalah siswa SD, maka bisa muncul efek yang buruk. "Jika pelaku dipindah sekolahnya otomatis sekolah yang baru akan bertanya, mengapa pindah? Jika ketahuan karena pelaku bullying, maka akan berakhir buruk juga bagi pelaku," tambahnya.

Oleh karena itu, pelaku tetap mendapat pendampingan, pembinaan dari psikolog untuk mengetahui lebih dalam motif kekerasan, sifat, faktor yang melatarbelakangi pelaku berbuat perundungan.

Bullying tidak terjadi, jika sudah melakukan hal ini

Jika sekolah bisa mendatangkan psikolog atau merekrut psikolog ke sekolah maka hal itu lebih baik.

"Memang harus ada harus ada program dari pemerintah untuk membuat program. Semisal edukasi. Tetapi ini tak hanya bisa jalan dari pemerintah saja. Sekolah juga tetap harus ikut mengawasi, orangtua bisa mengakses ilmu parenting yang sudah banyak beredar di media sosial," tambah dia.

Namun yang utama, sekolah secara tegas mau mengedukasi siswa apa saja bullying, mana saja yang bisa masuk ranah bullying, serta peran orangtua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com