Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa ITS Inovasi Trem Tanpa Pengemudi, Kurangi Emisi Karbon di Surabaya

Kompas.com - 13/07/2022, 21:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi Autonomous Electric Tram (AUTRAM) atau trem tanpa pengemudi bertenaga baterai.

Tentu, trem untuk moda transportasi masa depan ini untuk mengurangi emisi karbondioksida di Surabaya sebesar 31 ton per tahun.

Ternyata, inovasi yang diangkat oleh mahasiswa ITS tersebut berangkat dari keprihatinan terhadap buruknya kualitas udara di Surabaya.

Baca juga: ITS Gagas Inovasi Gerakan Seribu Tangan Palsu

Menurut Muhammad Ainul Yaqin selaku Ketua Tim Peneliti, gagasan AUTRAM sebagai kendaraan yang menggunakan tenaga baterai ini terbilang masih baru.

Ditambah lagi dengan kelebihan baterai yang dapat dicas menggunakan pembangkit tenaga surya.

"Ide ini dapat terbilang baru, pemanfaatan energi terbarukannya juga cocok diterapkan di Surabaya," ujarnya dikutip dari laman ITS, Rabu (13/7/2022).

Sedangkan untuk menjalankan trem ini dibutuhkan beberapa sensor. Mulai dari Global Navigation Satellite System (GNSS), Light Detection and Ranging (LIDAR), Radar, hingga kamera dengan fungsinya masing-masing yang saling melengkapi.

Seperti pada sensor GNSS, sensor tersebut berfungsi untuk menentukan posisi trem menggunakan sistem navigasi satelit.

Untuk sensor LIDAR digunakan untuk mendeteksi sekaligus memetakan bentuk tiga dimensi dari lingkungan sekitar dengan akurasi yang tinggi. Sedangkan sensor Radar akan mendeteksi dan mengukur jaraknya dengan akurat.

Baca juga: Dukung PJJ di Daerah 3T, ITB Inovasi Alat Berbasis Energi Terbarukan

"Sensor Radar dapat diandalkan untuk sistem pengereman darurat," imbuh mahasiswa Departemen Teknik Fisika angkatan 2019 ini.

Tak hanya itu saja, terdapat pula fitur kamera yang dapat mendeteksi benda di sekitar trem, rambu lalu lintas, serta garis jalan.

Hal ini juga didukung dengan kecerdasan buatan yang disebut Movement Authority Limit (MAL). MAL dapat menentukan batas jarak yang diperbolehkan untuk trem bergerak.

Dengan begitu, trem dapat bergerak maju, berhenti, mundur, menambah kecepatan, dan mengurangi kecepatan.

Namun, sistem penggerak trem ini tidak bergerak menggunakan listrik, AUTRAM bergerak dengan baterai bertenaga surya.

"Jika daya pada baterai habis, maka akan diganti dengan baterai baru yang telah dicas di stasiun pengecasan," terangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com