Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unair Beberkan Manfaat Psikoterapi lewat Musik

Kompas.com - 07/07/2022, 09:45 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ternyata, mendengarkan musik bisa menjadi sarana terapi bagi seseorang. Dalam ilmu psikologi, musik atau lagu memang dapat menjadi media terapi bagi individu dengan masalah kesehatan mental.

Menurut Dosen Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Atika Dian Ariana, SPsi., MSc., musik termasuk dalam kelompok terapi seni yang umum digunakan sebagai media psikoterapi.

Psikoterapi lewat musik pun dapat dilakukan secara mandiri dan termasuk dalam self-help. Untuk itu, seseorang bisa mendengarkan musik yang dia sukai.

Baca juga: Anak Suka Bermain Musik dan Gerak? Berikut Ini 15 Manfaatnya

Kenali jenis musik kesukaan

Ahli Konseling Terapeutik ini menjelaskan langkah pertama untuk memaksimalkan efek penyembuhan dari musik adalah mengenali jenis atau genre musik kesukaan.

Hal tersebut penting karena musik memberikan efek terapeutik tidak secara langsung, melainkan lewat bagaimana individu memberikan apresiasi dan persepsi pada musik tersebut.

Dikatakan, tahun 1990-an sempat populer musik klasik seperti Beethoven atau Bach digunakan untuk menstimulasi otak bayi. Namun Atika menekankan bahwa penggunaan musik sebagai psikoterapi tidak terpaku pada satu atau dua genre tertentu. Musik sebagai terapi bersifat custom dan sangat personal.

"Seseorang bisa saja merasa tenang mendengarkan musik beritme cepat seperti rock. Berarti dia memang disitu genrenya," ujarnya dikutip dari laman Unair, Rabu (6/7/2022).

Tetapi, ada juga yang bisa lebih tenang dan lancar belajar jika mendengar musik instrumental. Tentu semua tergantung dari kesukaan masing-masing individu.

Baca juga: Guru Besar IPB: Ini Manfaat Kedelai untuk Kesehatan

Beri efek baik pada tubuh

Sedangkan berikutnya ialah mengamati respon emosi dan fisik ketika mendengarkan musik itu sendiri. Hayati dan dengarkan musik secara mindful untuk melihat bagaimana respon tubuh dan emosi.

Langkah itu juga penting untuk menentukan musik apa yang benar-benar memberikan efek pada diri sendiri.

"Jika mendengarkan dangdut kalo kita merasa rileks, nyaman, happy, genre itu bisa dipilih. Tapi, kalau tiap mendengarkan gendang atau seruling dangdut yang ramai kita jadi pusing, ya jangan digunakan," tuturnya.

Atika menjelaskan, musik sebagai terapi juga bisa dari suara apa saja. Yakni suara alam seperti air, angin, burung, atau deburan ombak juga termasuk musik karena menghasilkan nada.

Ketika meditasi, lebih direkomendasikan suara-suara alam yang menimbulkan efek tenang dan rileks. Selain itu, banyak rumah sakit besar di Indonesia, bahkan Eropa, sering menggunakan gamelan untuk terapi musik.

Ia menyatakan, semua gangguan terkait emosi seperti stres, depresi, hingga masalah kecemasan dapat diatasi dengan terapi musik. Karenanya, ia menyarankan agar memilih lagu bernada positif.

Baca juga: Ini Manfaat Belajar Sambil Dengerin Musik

Nada dan lirik pada lagu ternyata sangat berpengaruh pada mood seseorang. Individu yang mengalami kesedihan hendaknya menghindari musik dengan nada dan lirik sedih.

Sebaliknya, individu yang ingin meluapkan kemarahan dapat memakai lagu dengan nada kencang.

Tapi, jika untuk gangguan jiwa berat, musik saja tidak bisa membantu proses psikoterapi. Gangguan halusinasi atau kecenderungan bunuh diri memerlukan psikoterapi yang lebih progresif dengan bantuan psikoterapis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com