Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM Berikan Akses untuk 74 Persen Mahasiswa Kelas Menengah ke Bawah

Kompas.com - 06/07/2022, 20:57 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) terus meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi putra daerah dari wilayah luar Jawa, Indonesia Timur, dan wilayah-wilayah yang termasuk dalam kategori 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan secara signifikan proporsi mahasiswa luar Jawa telah mencapai 20 persen dari total mahasiswa.

Sebagai universitas kerakyatan, UGM tetap terus berkomitmen menjadi perguruan tinggi yang memperhatikan mahasiswa yang berasal dari keluarga yang berekonomi lemah, tapi memiliki potensi dan prestasi tinggi.

"Salah satu bentuk perhatian yang diberikan dengan mencarikan sumber-sumber pemberi beasiswa sebagai pendukung finansial mahasiswa agar dapat meningkatkan prestasi dan mempercepat proses penyelesaian studi," kata Wakil Rektor bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, Prof. Djagal Wiseso Marseno, dilansir dari laman UGM.

Baca juga: Indomaret Buka 12 Lowongan Magang Buat Mahasiswa D4/S1

Hingga 2021, kata Djagal, jumlah mahasiswa penerima beasiswa dan besaran nominal beasiswa terus mengalami peningkatan.

Beasiswa diwujudkan dalam bantuan UKT atau uang kuliah tunggal, yakni biaya hidup dan relaksasi UKT.

UKT merupakan biaya yang dikenakan kepada setiap mahasiswa untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Besaran biaya UKT ini ditetapkan oleh pemimpin PTN masing-masing termasuk dalam hal ini rektor di masing-masing universitas.

“Pada Tahun 2021, UGM mengelola 190 jenis beasiswa yang bersumber dari 117 mitra dengan nominal mencapai Rp 295 miliar yang disalurkan pada 19.766 mahasiswa baik mahasiswa Diploma, Sarjana dan Pascasarjana,” ungkapnya.

Djagal menyebutkan sekitar 74 persen mahasiswa UGM saat ini berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kelas menengah ke bawah. Bahkan sekitar 30 persen berasal dari keluarga miskin.

“Karena itu, UGM selalu mengajak para pihak dan mitra untuk berkontribusi menjadi pemberi beasiswa,” paparnya.

Baca juga: 4 Lokasi Kos Favorit di Dekat Kampus ITS, Berapa Biayanya?

Dengan melihat persentase jumlah mahasiswa miskin dan sebagai universitas nasional dan universitas kerakyatan, UGM selalu memperhatikan besar biaya kuliah.

 

Menurut Djagal, rata-rata biaya kuliah selama 4 tahun untuk rumpun Saintek sebesar Rp 68,5 juta. Sedangkan biaya kuliah untuk Soshum Rp 56 juta.

Untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, kata dia, besaran uang UKT bisa nol rupiah hingga Rp 500 ribu per semester.

Besaran uang UKT dikelompokkan menjadi delapan.

Seperti kelompok I atau UKT 1 mulai dari nol rupiah hingga maksimal Rp 500.000 per semester. Lalu, kelompok II sebesar Rp 501.000 – Rp 1 juta.

Baca juga: YBM BRI Buka Beasiswa S1 di 55 Kampus bagi Mahasiswa Baru 2022

Sedangkan untuk kelompok 3 minimal Rp 2,4 juta hingga maksimal Rp 7,5 juta. 

Sementara untuk kelompok 8 (UKT 8) minimal biaya kuliar dari Rp 8 juta hingga 26 juta. 

Dia menambahkan, nilai UKT ini berlaku untuk semua jalur penerimaan.

"Penentuan nominal UKT dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi mahasiswa berdasarkan pendapatan, jumlah tanggungan, dan pihak yang membiayai," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com