Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2022, 16:51 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menambah tiga guru besar yang berasal dari Fakultas Ekonomi (FE). Pengukuhan guru besar dilaksanakan secara hibrid pada Selasa, 5 Juli 2022, di Kampus A UNJ, Jakarta.

Tiga guru besar FE UNJ yang dikukuhkan, yakni:

  • Prof. I Ketut R. Sudiardhita (Guru Besar Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia)
  • Prof. Usep Suhud (Guru Besar Ilmu Manajemen Pemasaran)
  • Prof. Saparuddin (Guru Besar Ilmu Ekonomi Pembangunan)

Rektor UNJ Prof. Komarudin dalam sambutan memberikan apresiasi kepada ketiga guru besar atas kontribusi keilmuan dan pencapaian jabatan akademik tertinggi dalam dunia pendidikan.

"Menjadi seorang Guru Besar, tentunya bukan akhir dari pencapaian karir seorang dosen, tetapi justru menjadikan gelar ini sebagai spirit yang senantiasa membangkitkan motivasi, inspirasi baru berupa karya, dan kontribusi bagi UNJ, masyarakat, bangsa, dan negara," ujar Prof. Komarudin.

"Sehingga dengan bertambahnya tiga Guru Besar dari FE diharapkan dapat menambah kontribusi keilmuan di bidang ekonomi dan manajemen, serta mewujudkan visi dan misi UNJ yang unggul dan bereputasi di skala nasional maupun dunia," ujar Prof. Komarudin.

Dalam kesempatan sama, Prof. Ahman Sya, Sekretaris Senat UNJ turut menyampaikan selamat dan harapannya agar pencapaian yang sudah diraih para guru besar yang dikukuhkan hari ini membawa kemaslahatan bagi banyak orang, dan khususnya UNJ.

"Semoga bertambahnya guru besar UNJ dapat lebih meningkatkan kualitas UNJ untuk menjadi kampus yang terbaik di tingkat nasional dan dunia," harap Prof. Ahman Sya.

Orasi ilmiah guru besar UNJ

Kesempatan pertama orasi guru besar disampaikan Prof. Ketut dengan judul “Model Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia dalam Era Global Berbasis Kearifan Lokal (Local Wisdom)”.

Baca juga: Guru Besar IPB: Ini Manfaat Kedelai untuk Kesehatan

 

Menurutnya, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi, dan internasionalisasi turut mempengaruhi tatanan dunia, lingkungan kerja, dan pola perilaku kehidupan masyarakat.

Untuk itulah, diperlukan model pengembangan kompetensi SDM yang adaptif dengan perkembangan global dengan tetap berpijak pada kearifan lokal (local wisdom).

Dalam konteks ini, Prof. Ketut mengetengahkan konsep “Tri Kaya Parisudha” sebagai basis karakter dan pengembangan kompetensi SDM guna menghadapi era global.

“Tri Kaya Parisudha” merepresentasikan kompetensi SDM yang Manacika (berpikir yang benar), Wacika (berkata yang benar) dan Kayika (berbuat yang benar).

Dengan berpegang kepada “Tri Kaya Parisudha” yang diharapkan tercipta SDM berkualitas-beretika di tengah tata pergaulan global.

Selanjutnya, orasi disampaikan Prof. Usep Suhud dengan tajuk “We are Cyborgs: Peran Media Sosial dalam Membentuk Narsisme Konsumen”.

Dalam orasinya ini, Prof. Usep Suhud menjelaskan, media sosial berperan signifikan dalam membentuk perilaku narsisme konsumen dan mengarahkannya menjadi cyborgs (cybernetic organism).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com