Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2022, 15:45 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Setiap 5 Juli ternyata diperingati sebagai Hari Bank Indonesia. Apakah siswa sudah paham? Seperti apa sejarah Bank Indonesia?

Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Selasa (5/7/2022), Bank Indonesia yang berperan sebagai bank sentral di Indonesia kini menginjak usia 69 tahun.

Tapi, di Indonesia dulu berdiri bank pertama dengan nama Bank van Courant en Van Leening pada 1746. Bank ini memiliki tugas untuk memberikan pinjaman dengan jaminan emas, perak, perhiasan, dan barang-barang berharga lainnya.

Baca juga: Siswa, Yuk Ketahui Keistimewaan Sekolah di SMK

Pada tahun 1752, Bank van Courant disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening. Bank ini bertugas memberikan pinjaman kepada pegawai VOC agar mereka dapat menempatkan dan memutarkan uang mereka pada lembaga ini.

Hal ini dilakukan dengan memberikan imbalan bunga. Namun sayangnya pada tahun 1818 Bank Courant en Bank Van Leening terpaksa tutup karena krisis keuangan.

Tapi, setelah Bank Courant en Bank Van Leening tutup, pada 1828 didirikan De Javasche Bank yang menjadi cikal bakal Bank Indonesia.

Pemerintah Kerajaan Belanda memberikan octrooi atau hak-hak istimewa kepada De Javasche Bank (DJB) untuk bertindak sebagai bank sirkulasi.

Sebagai bank sirkulasi, DJB memiliki kewenangan untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden di wilayah Hindia Belanda. Octrooi secara periodik diperpanjang setiap 10 tahun sekali.

De Javasche Bank merupakan bank sirkulasi pertama di Asia. Pada tahun 1922 Pemerintah Belanda menerbitkan undang-undang De Javasche Bank Wet.

Baca juga: Siswa, Seperti Ini 4 Periode Zaman Batu di Masa Praaksara

Usai Indonesia berhasil merdeka pada tahun 1945, sesuai mandat yang tertulis dalam penjelasan UUD 45 pasal 23 maka Pemerintah Republik Indonesia membentuk bank sirkulasi yaitu Bank Negara Indonesia (BNI).

Sebagai upaya menegakkan kedaulatan ekonomi, BNI menerbitkan uang dengan nama Oeang Republik Indonesia (ORI).

Tetapi pada 1951, muncul desakan kuat untuk mendirikan bank sentral sebagai wujud kedaulatan ekonomi Republik Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk membentuk Panitia Nasionalisasi DJB.

Adapun proses nasionalisasi dilakukan melalui pembelian saham DJB oleh Pemerintah RI, dengan besaran mencapai 97 persen.

Pemerintah RI pada 1 Juli 1953 menerbitkan UU No.11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia, yang menggantikan DJB Wet Tahun 1922. Maka sejak 1 Juli 1953 Bank Indonesia secara resmi berdiri sebagai Bank Sentral Republik Indonesia.

Selain itu, pada 1968 Bank Indonesia berfungsi menyalurkan kredit komersial, namun berperan sebagai agen pembangunan dan pemegang kas negara.

Baca juga: Siswa SD, Yuk Mengenal Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan

Saat krisis moneter yang terjadi di Asia, BI mengambil langkah–langkah kebijakan penanggulangan krisis, seperti:

  • penerapan kebijakan floating exchange rate untuk nilai tukar
  • penutupan bank-bank bermasalah
  • restrukturisasi bank-bank yang tidak sehat

Sedang pada 1999, Bank Indonesia ditetapkan sebagai Bank Sentral yang bersifat independen. Tujuan BI antara lain yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah, dan menghapuskan tujuan sebagai agen pembangunan.

Hingga kini BI masih terus beroperasi dan menjalankan fungsinya untuk memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pengelolaan bidang Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com