Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2022, 09:16 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tubuh manusia butuh asupan makanan yang begizi. Salah satunya dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Tentu setiap orang juga suka dengan buah.

Terkait buah, ternyata setiap 1 Juli diperingati sebagai Hari Buah Sedunia. Dalam rangka memperingati Hari Buah Sedunia, Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Bincang-bincang Raisa Radio pada Kamis, (30/6/2022).

Menurut Aviria Ermamilia, S.Gz., M.Gizi., RD., dari Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar buah dan sayur dapat bertahan lama dan kandungan gizinya tetap terjaga.

Baca juga: Akademisi UGM: Ini Penyebab dan Pertolongan Pertama Epilepsi

Pilah buah dan sayur

Caranya yakni dapat dimulai dengan memilih buah dan sayur dengan kualitas yang baik, yaitu harus utuh, minim goresan, dan kematangan yang pas.

Setelah itu, penyimpanan buah dan sayur secara umum harus memperhatikan suhu, menjaga kelembapan dan sirkulasi udaranya. Buah dan sayur dapat disimpan di kulkas dengan suhu rendah (kurang dari tiga derajat celcius).

"Hal ini memberikan aktivitas minimal untuk enzim perusak atau yang membuat buah dan sayur membusuk lebih cepat," ujarnya dikutip dari laman UGM, Jumat (1/7/2022).

Namun, ada beberapa buah seperti pisang yang jangan dimasukkan dalam kulkas karena justru akan mempercepat proses pencoklatan dan akan menjadi kurang baik.

Selain itu, pisang juga mempercepat proses pembusukan bahan makanan lain sehingga penyimpanannya sebaiknya dipisah dengan bahan masakan lain karena pisang mempunyai gas etilen.

Selain itu, beberapa buah mengandung zat-zat penting dalam kulit buah, salah satunya zat antosianin untuk antioksidan dan anti inflamasi.

Baca juga: Akademisi UGM: Ini Cara Mengatasi Mata Silinder dan Penyebabnya

Buah yang mengandung zat ini contohnya adalah buah apel, anggur, stroberi, pir, dan sebagainya sehingga untuk memperoleh manfaatnya, kita dapat mengonsumsinya dengan kulit buah sekaligus.

Beberapa buah dapat dikonsumsi dengan kulitnya namun harus memperhatikan kondisi dari buah tersebut.

"Kalau ada bagian-bagian yang mungkin lebih kotor, saya biasanya membilas dengan air matang untuk yang terakhir kali. Setelah dicuci dengan bersih, barulah kita konsumsi," terangnya.

Memanaskan sayuran sekali saja

Untuk sayuran, terkadang masyarakat Indonesia juga memanaskan kembali sayur yang sudah dimasak dan diolah.

Menanggapi hal tersebut, Aviria mengatakan bahwa secara umum jika memang diperlukan untuk dipanaskan kembali, cukup satu kali saja karena terdapat vitamin larut dalam air yang akan hilang dalam proses pemanasan tersebut.

Sebab, selain turun nutrisnya, beberapa sayur juga dimasak dengan santan. Ketika santan dipanaskan terus menerus, akan keluar minyak.

"Hal ini lebih kurang sehat dibandingkan santan yang lebih segar. Lebih baik mengonsumsi santan yang fresh," tutur Aviria.

Baca juga: Akademisi Unesa: Ini 4 Manfaat Olahraga Saat Puasa

Maka dari itu, ia memberikan saran agar konsumsi buah dan sayur mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang. Pedoman Isi Piringku menujukkan bahwa 2/3 dari ½ isi piring adalah sayuran, dan 1/3 dari ½ isi piring adalah buah-buahan setiap makan.

Pedoman tersebut menunjukkan harus lebih banyak konsumsi sayuran, dan cukupi buah-buahan. Tetapi, konsumsi ini berbeda untuk jenis umur. Anak-anak lebih sedikit dari orang dewasa, yakni maksimal 300 gram.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com