Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNS, Uni Eropa, dan Ecoxyztem Sinergi Tumbuhkan Generasi Ecoprenuer

Kompas.com - 24/06/2022, 20:21 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Innovation Hub bersama Ecoxyztem venture builder dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia melakukan sosialisasi program Climate Innovation League.

Sosialisasi dilakukan melalui roadshow dan talkshow Climate Innovation League bertajuk "Escalating Ecopreneurs to be the Catalyst of Green Economy Transition" secara hibrid di Auditorium Gedung 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS pada 22 Juni 2022.

Acara bertujuan memunculkan lebih banyak wirausaha yang memberikan solusi permasalahan lingkungan.

Acara dihadiri lebih dari 200 peserta baik dari UNS Solo dan juga kota lain seperti Jakata, Semarang, Jogja, dan Purwokerto.

Selain mahasiswa, hadir juga beberapa penggiat startup di kota Solo yang secara aktif berdiskusi dalam talkshow bertajuk “Ecopreneur: Buka Peluang Jawab Masalah Lingkungan”.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kerja sama yang diberikan oleh Uni Eropa dan Ecoxyztem sehingga telah memilih UNS menjadi salah satu tempat untuk menyebarkan ilmu pengetahuan di bidang bisnis lingkungan atau yang berkaitan dengan climate change,” ujar Prof. Kuncoro Diharjo, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UNS.

“UNS yang saat ini sedang berfokus untuk mengembangkan konsep Green Kampus sangat antusias dengan segala inovasi dan potensi kerjasama yang bisa dilakukan sehingga mahasiswa dapat mencurahkan potensi terbaiknya untuk memberikan pengabdian terhadap masyarakat dan bumi,” tambah Prof. Kuncoro.

Program kolaborasi Climate Innovation League bertujuan mencetak lebih banyak pelaku wirausaha hijau atau ecopreneurs sehingga dapat membantu mempercepat laju transformasi ekonomi dan gaya hidup masyarakat yang lebih berkelanjutan.

Baca juga: Cara Wujudkan Lingkungan Sekolah Aman dari Kekerasan Seksual

Melahirkan generasi ecopreneur

 

Program tahun ini mengajak para anak muda untuk mengembangkan inovasi bisnis yang terbagi menjadi empat sektor yaitu: transportasi berkelanjutan dan energi terbarukan, ekonomi sirkular dan penggunaan sumber daya yang bertanggung jawab, pembangunan lingkungan berketahanan dan transisi industri hijau, dan terakhir manajemen pelaporan dan pendanaan iklim.

“Dalam peta jalan Kesepakatan Hijau Uni Eropa atau EU Green Deal, negara-negara di Eropa akan menargetkan untuk mencapai climate-neutral pada tahun 2050 melalui transformasi ekonomi," ujar Henriette Faergemann, First Counsellor Environment, Climate Action, ICT di Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam.

"Hal ini dilakukan secara bersamaan dengan proses pembangunan yang berkelanjutan dengan partner internasional, khususnya pemerintah dan masyarakat Indonesia, untuk bersama-sama secara kolaboratif mendorong aksi iklim global,” tambah Henriette.

Henriette menjelaskan, EU Green Deal terbentuk atas dorongan untuk mengembangkan kehidupan dan kesehatan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk masyarakat luas, generasi penerus, dan pembangunan ekonomi yang lebih bertanggung jawab terhadap bumi.

Kota Solo dipilih sebagai kota pertama roadshow karena perkembangannya yang cukup pesat di bidang inovasi, pengembangan startup dan teknologi. Dengan potensi geliat startup yang ada, dapat menjadi modal baik bagi pengembangan inovasi ke arah solusi lingkungan.

“Kami melihat adanya perkembangan yang cukup signifikan di kota Solo terutama di pengembangan startup, menjadi sangat baik ketika kami dari Ecoxyztem dapat bekerjasama dengan para pemangku kebijakan salah satunya adalah UNS sebagai tonggak pencetak generasi ecopreneurs selanjutnya," ujar Jonathan Davy CEO dari Ecoxyztem.

"Infrastruktur yang sangat sehat bagi startup untuk tumbuh di Kota Solo wajib didampingi oleh kolaborasi yang baik dengan pelaku industri agar inovasi lingkungan yang muncul lebih tepat guna terhadap permasalahan yang ada,” lanjut Jonathan Davy.

Acara ditutup dengan talkshow “Ecopreneur: Buka Peluang Jawab Masalah Lingkungan” yang menghadirkan beberapa pembicara yakni Yosephin Yayi Utari (Marketing Officer Xurya, Putri Solo III 2022), Emir Hartri Putra (Program and Community Lead Impalla Space) dan Miftah Faridl Widhagdha (Managing Director Prospect Institute).

Para pembicara dan para peserta diskusi sepakat Solo memiliki kesempatan sama dengan kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya untuk peluang berwirausaha dan memberikan dampak terhadap masyarakat luas.

Baca juga: Sompo Jembatani 3 Pemuda Indonesia Lakukan Aksi Pelestarian Lingkungan

 

“Pengalaman mendirikan konsultan CSR bagi perusahaan-perusahaan tambang memberikan saya perspektif bahwa sebenarnya sekarang terjadi tren desentralisasi untuk penyedia jasa dan solusi yang berdampak," ujar Miftah, Managing Director Prospect Institute.

"Jakarta sudah terlalu penuh dengan pelaku usaha, kini saatnya para penggiat startup Solo untuk naik kelas salah satunya dengan cara mengikuti kompetisi Climate Innovation League," tutup Miftah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com