Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujudkan Lingkungan Ramah Disabilitas, Unesa Kembangkan Program UDIM

Kompas.com - 18/06/2022, 13:07 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah terus mendorong berbagai pihak untuk memberikan hak yang sama bagi penyandang disabilitas.

Mulai dari soal penyediaan pekerjaan bagi penyandang disabilitas hingga sekolah atau perguruan tinggi yang ramah lingkungan.

Dalam hal ini, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tengah mengembangkan Unesa Disability Inclusion Metric (UDIM) sebagai parameter universal tingkat aksesibilitas penyandang disabilitas di lembaga atau organisasi.

UDIM diluncurkan guna mengukur inklusi disabilitas di organisasi. Sekaligus menjadi metric inklusi disabilitas pertama yang ada di Indonesia serta menjadi acuan organisasi dunia.

Baca juga: Siswa, Perhatikan 4 Tips Memilih SMK Berikut Ini

Jadi indikator pengukur kualitas inklusi

Kepala Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD) Unesa, Prof. Budiyanto mengatakan, saat ini Unesa dan berbagai pihak lainnya tengah fokus penyusunan indikator.

Pengembangan UDIM ini, bertujuan untuk menyediakan indikator sekaligus mengukur tingkat kualitas inklusi disabilitas disuatu organisasi.

Adapun manfaat yang diharapkan yaitu, menjadi indikator rujukan pengembangan kualitas inklusi disabilitas dan menjadi bahan evaluasi tingkat kualitas inklusi disabilitas di suatu organisasi.

"Ini menjadi acuan atau indikator penting bagi organisasi atau lembaga termasuk perguruan tinggi di dunia. Setelah pembahasan bersama tim, para ahli, user serta mitra dan berdasarkan masukan yang ada, draft direvisi kemudian diluncurkan dalam waktu dekat," terang Prof. Budiyanto seperti dikutip dari laman Unesa, Sabtu (18/6/2022).

Baca juga: Valbury Group Buka Lowongan Kerja bagi S1, Fresh Graduate Bisa Daftar

Wujudkan lingkungan ramah disabilitas

Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Unesa Sujarwanto menerangkan, pengembangan UDIM menjadi bagian dari komitmen Unesa dalam mewujudkan lingkungan yang ramah disabilitas di berbagai lembaga dan masyarakat Indonesia hingga dunia.

Menurutnya, itu menjadi satu di antara terobosan-terobosan besar yang dilakukan kampus 'Satu Langkah di Depan' itu untuk meningkatkan mutu aksesibilitas penyandang disabilitas di berbagai bidang.

Sebelumnya, Unesa merancang aplikasi yang memudahkan angkatan kerja disabilitas dalam mengakses lapangan pekerjaan di perusahaan atau industri.

Kemudian mengembangkan kamus bahasa isyarat atau Signalong Indonesia bersama pakar-pakar luar negeri.

Baca juga: Jalur Mandiri yang Masih Dibuka UM, Intip Syarat dan Jadwalnya

Atas komitmen itu, Unesa dipercaya pemerintah untuk memamerkan inovasi layanan disabilitas di Dubai beberapa waktu lalu.

"Unesa mendapat penghargaan kampus inklusif dari kementerian pada 2013 dan Unit Layanan Anak Berkebutuhan Khusus pada 2014," jelasnya.

Pemberdayaan disabilitas, lanjut Sujarwanto, menjadi salah satu program unggulan Unesa. Hal itu didukung dengan banyaknya sumber daya fisik dan SDM yang mumpuni.

Selain itu tenaga ahli di bidang disabilitas yang dimiliki Unesa telah memperoleh rekognisi secara nasional maupun internasional. Unesa terus berinovasi untuk mendukung segala bentuk pemberdayaan disabilitas.

Baca juga: Risiko Pernikahan Dini Menurut Pakar UM Surabaya, Picu Kanker Rahim

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam agenda tersebut yaitu Komite Nasional Disabilitas, Dinas Pendidikan Jawa Timur, Pusat Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya, Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia Jawa Timur, dan mitra lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com