Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000, Pakar: Mahal bagi Wisatawan Lokal

Kompas.com - 06/06/2022, 15:41 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Terkait rencana pemerintah untuk menaikkan tarif naik Candi Borobudur bagi wisatawan domestik sebesar Rp 750.000, Ketua Program Studi Magister Pariwisata Berkelanjutan Universitas Padjadjaran (Unpad), Evi Novianti menilai bahwa tarif tersebut terbilang mahal bagi wisatawan domestik.

Padahal, kata dia, hadirnya wisatawan domestik justru menjadi daya tarik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan wisata.

“Jangan sampai wisatawan nusantara beranggapan lebih baik ke luar negeri daripada menikmati destinasi wisata Indonesia,” tuturnya seperti dilansir dari laman Unpad.

Baca juga: Biaya Kuliah Kedokteran UI, UGM, Undip, Unpad Jalur Mandiri 2022

Meskipun kenaikan tarif tersebut bertujuan untuk konservasi, Evi menilai pemerintah perlu mempertimbangkan lebih lanjut mengenai wacana kenaikan ini.

“Saya kurang setuju kalau itu dibebankan ke wisatawan mancanegara dan nusantara. Boleh naik asalkan jangan terlalu tinggi,” kata Evi.

Evi mengatakan, konservasi memang diperlukan untuk menjaga kelestarian cagar budaya yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut. Meski begitu, upaya konservasi jangan sampai dibebankan kepada wisatawan.

“Upaya konservasi memang membutuhkan dana yang cukup tinggi. Sebaiknya ada subsidi silang dari sektor yang lain,” tambahnya.

Ada upaya lain untuk lestarikan Candi Borobudur

Kebijakan pembatasan pengunjung untuk naik ke atas dinilai Evi lebih efektif untuk upaya konservasi. Pembatasan ini lebih membuat penataan dan tata kelola wisata di Candi Borobudur dapat lebih terorganisir.

Baca juga: Lulusan S1 Mau Jadi Guru? Daftar Pendidikan Profesi Guru Kemendikbud 2022

“Sekarang semua serba reserve, dan wisman serta wisnus sudah mulai paham juga dengan teknologi. Berarti berkelanjutan dengan akses internet serta prasarana lain yang belum ada bisa saling mendukung,” terangnya.

Akademisi Unpad ini juga menjelaskan, ada metode yang bisa dilakukan sebagai upaya melestarikan Candi Borobudur.

Metode tersebut adalah kerja sama Hexahelix. Kerja sama Hexahelix bertujuan mendeskripsikan, menganalisis peran dan interaksi, serta model dari helix pemerintah, industri, masyarakat, akademisi, media, dan wisatawan pada tata kelola pariwisata.

Melalui kerja sama ini, seluruh pihak dapat saling bahu membahu dalam melakukan tata kelola pariwisata yang baik. Menurut Evi, model kerja sama ini baik diterapkan dalam mendukung penguatan destinasi wisata, khususnya wisata budaya.

Saat ini, konsep wisata sejarah ataupun budaya sudah mulai digencarkan di masyarakat. Selain itu, edukasi akan pentingnya menjaga kelestarian warisan budaya juga perlu dilakukan kepada wisatawan.

Hal ini dilakukan agar para wisatawan, khususnya wisatawan domestik, bisa lebih menghargai dan mencintai destinasi budaya dan sejarah.

Baca juga: Kemendikbud Luncurkan Beasiswa Indonesia Maju, Kuliah Gratis S1-S2

Upaya edukasi bisa dilakukan dengan cara yang ringan, salah satunya dengan model bercerita (story telling) yang mampu menarik wisatawan untuk mengetahui dan berkunjungan secara langsung.

Upaya ini merupakan salah satu implementasi dari konsep kerja sama Hexahelix.

Wisatawan nusantara dan mancanegara diharapkan lebih aware dan diberikan pengertian dari aparat/pengurus setempat mengenai begitu bernilainya destinasi wisata melalui cerita dan media penunjang, baik itu below the line atau above the line,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com