Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Rempah Nusantara Bakal Didaftarkan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO

Kompas.com - 02/06/2022, 16:33 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci yang membawa para peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 atau Laskar Rempah menyusuri titik-titik Jalur Rempah Nusantara, Rabu (1/6/2022).

Dari Dermaga Komando Armada (Koarmada) II, Surabaya, Jawa Timur, KRI Dewaruci bersama Laskar Rempah berlayar menuju ke Makassar, dilanjutkan ke Baubau dan Buton, lalu ke Ternate dan Tidore, kemudian ke Banda Neira, selanjutnya ke Kupang, serta kembali ke Surabaya pada 2 Juli 2022 mendatang.

"Hari ini, Ibu dan Bapak, kita menorehkan momen bersejarah. Keberangkatan KRI Dewaruci yang membawa Muhibah Budaya Jalur Rempah pada hari ini bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila. Jalur Rempah dan Pancasila adalah tonggak penting dalam perjalanan sejarah bangsa kita," Kata Mendikbudristek Nadiem Makarim, dilansir dari laman Kemdikbud saat melepas Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022.

Baca juga: Kemendikbud Buka Pendidikan Profesi Guru bagi Lulusan D4-S1, Segera Daftar

Jalur Rempah yang berpusat di Nusantara, kata Nadiem, berperan penting dalam mendorong kemajuan peradaban global.

"Selama lebih dari seribu tahun, jauh sebelum kedatangan Eropa, para pelaut, pedagang, dan cendekia, dari berbagai belahan dunia berinteraksi dan melahirkan keragaman budaya yang kemudian menjadi inti kekuatan bangsa kita," ujarnya.

Nadiem menjelaskan, Pancasila lahir dari bumi dengan budaya yang beraneka ragam.

"Seperti dikatakan Bung Karno, Pancasila tidak diciptakan, melainkan digali dari bumi kita. Pancasila menjadi falsafah bangsa yang mempersatukan kita dalam keragaman dengan semangat kebinekaan," tuturnya.

Untuk itu, Muhibah Budaya Jalur Rempah semakin mempertegas adidaya budaya Indonesia.

Serta kedaulatan Indonesia yang terbangun oleh ragam budaya yang dipersatukan melalui kehangatan rempah-rempah.

Baca juga: Tolak Usulan Bahasa Melayu Jadi Bahasa Resmi ASEAN, Nadiem: Bahasa Indonesia Lebih Layak

"Perjalanan ini kami yakin akan memperkuat upaya pemajuan kebudayaan dan penguatan pendidikan karakter berbasis Pancasila yang saat ini sedang kita upayakan bersama. Bukan dengan ceramah dan pidato, tapi dengan aksi, mengarungi lautan seperti leluhur kita dulu, berjumpa dengan masyarakat yang beranekaragam dengan semangat persaudaraan dan gotong-royong," tutur Nadiem.

Sementara, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengungkapkan, bahwa Pemerintah berupaya mengajukan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia.

Rencananya, akan didaftarkan ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di tahun 2024 mendatang.

“Kami mengajak masyarakat untuk mendukung pengakuan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO. Mari menggali kejayaan bahari Indonesia di setiap simpul Jalur Rempah untuk membangun masa depan Indonesia Merdeka Berbudaya,” ajak Hilmar Farid.

Baca juga: Pertolongan Pertama Saat Ada Korban yang Tenggelam

Kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Pemerintah Daerah, serta berbagai komunitas budaya.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya diplomasi budaya oleh pemerintah.

Diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, serta upaya untuk melibatkan generasi muda untuk mengenal narasi sejarah peradaban rempah dari geladak kapal Indonesia sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com