Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Seluk Beluk Jurnalisme di Era Digital

Kompas.com - 30/05/2022, 18:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Niskala H. Utami

KOMPAS.com - Di tengah era digital saat ini, menyebarkan informasi dan menjadi sumber berita merupakan perkara yang mudah. Hanya sejauh menekan layar gawai, setiap orang bisa disebut sebagai “jurnalis”.

Tak heran, semakin banyak clickbait dan misinformation yang terkadang membuat sulit bagi kita untuk membedakan antara fakta dan pernyataan berlebihan.

Pertanyaan yang muncul kemudian: Apa Makna Jurnalisme yang Kredibel?

Pada Jumat 13 Mei 2022 lalu, Managing Editor Kompas.com Johanes Heru Margianto diundang Universitas Muhammadiyah Malang untuk menyampaikan materi “Penulisan Jurnalistik”.

Ia memulai pelatihan dengan bertanya, “apa itu jurnalisme?”. Pertanyaan sederhana, namun tidak semudah itu dalam memaknainya.

Setiap penulis akan memikirkan topik yang akan ditulis. Seorang jurnalis akan mempertimbangkan adanya 10 nilai berita: faktual, magnitude, dampak, proximity, unik, prominence, human interest, konflik, kejutan, dan informatif bagi khalayak.

Poin-poin tersebut dapat digunakan jurnalis untuk menentukan jika sebuah kejadian layak dibagikan ke audiens mereka.

Setelah menentukan topik, seorang jurnalis harus menetapkan gaya penyampainnya. Jurnalisme ada berbagai gaya: hard news, feature, dan opinion.

Ketika hard news menuntut ketat suara objektif dan sepenuhnya berdasarkan fakta, maka feature boleh menulis lebih "santai" dan emosional namun tetap bersikap netral.

Sedangkan opinion memberikan pandangan subjektif dari pengalaman penulis. Setiap gaya ada tujuan dan pendekatan berbeda sehingga tidak bisa dijadikan rata semua.

Apapun topik dan gaya terpilih, tulisannya harus tetap mengikuti kode etik jurnalisme untuk dianggap kredibel. Itu yang membedakan penulisan jurnalistik dan sekedar konten tulisan.

Baca juga: Berdayakan Perempuan, PPLIPI Jabar Gelar Pelatihan Bisnis Berintegrasi

Ketika mengembangkan keterampilan jurnalistik, Heru Margianto percaya membaca dan menulis sebagai ilmu penting dikuasai jurnalis. Seorang jurnalis akan berhadapan dengan berbagai topik dan membaca dapat memberikan wawasan baru.

Selain itu, jam terbang dalam menulis juga menjadi pondasi untuk membangun struktur artikel dan melihat langsung apa yang perlu dikembangkan.

Situs seperti Medium cocok untuk penulis independen. Sedangkan media kampus, seperti Bestari, dapat melatih menulis di bawah institusi.

Kembali lagi ke pertanyaan, “apa makna jurnalisme yang kredibel?”. Apapun tulisannya, seorang jurnalis harus mempertimbangkan audiens dan informasi yang diberikan. Apakah informasi ini menguntungkan? Bagaimana pembaca akan bereaksi?

Karena pada akhirnya, seorang jurnalis menulis untuk dibaca massa. Jelas dan ringkas merupakan kunci untuk menghindari kesalahpahaman. Mengutip dari materi Heru Margianto, “jurnalisme memiliki dimensi kepentingan publik, bukan sekadar tulisan atau laporan belaka.”

Mendengar materi pemaparan Heru Margianto, Ketua Bagian Karir dan Alumni UMM dan penyelenggara lokakarya Fien Zulfikarijah, merasa dirinya bertambah wawasan. Para mahasiswa juga memperhatikan dan banyak bertanya.

Salah satu tujuan dari lokakarya ini adalah untuk membangun semangat mahasiswa untuk menulis dan menerbitkan hasilnya.

Menurut Fien menulis adalah sebuah keterampilan yang dapat menguntungkan mahasiswa, perguruan tinggi dan negara mereka. Fien mengaku, mahasiswa sesungguhnya pintar, dengan arahan sesuai, mereka bisa mengasah keterampilan menjadi lebih baik.

Edukasi terhadap media menjadi pengetahuan berharga.

Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Pemkot Jakpus Gelar Pelatihan Membuat Produk Minuman Sehat

 

Kompas Gramedia menyediakan akses untuk berilmu dari Heru Margianto sendiri agar bisa menyampaikan berita yang baik dan benar.

Pelatihan daring ini tersedia di Karier.mu dan Kognisi.id, dan terbuka bagi siapa saja yang ingin mendalamkan ilmu jurnalistik mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com