Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Guru Besar UPI Minta Kurikulum Pendidikan Manajemen Perkantoran Tekankan “Literacy Skills”

Kompas.com - 27/05/2022, 19:06 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Ade mengatakan bahwa eevolusi industri 4.0 menghubungkan antara fisik dengan digital serta memungkinkan terjadinya kolaborasi dan akses yang lebih baik di seluruh departemen, mitra, vendor, produk, dan orang-orang.

“(Hal tersebut) untuk lebih mengendalikan dan memahami setiap aspek operasi serta memungkinkan organisasi dapat memanfaatkan data dan informasi secara cepat untuk meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan proses, dan mendorong pertumbuhan,” jelas Ade.

Baca juga: Kemendikbud: 8.105 Guru Jalani Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5

Ia melanjutkan revolusi industri 4.0 juga ditandai dengan hadirnya cyber physical system yang memungkinkan manusia untuk dapat memproduksi data dalam skala besar untuk tujuan kuantifikasi perilaku manusia dan sosial.

Hal itu dikarenakan, generasi saat ini dituntut untuk menjadi manusia yang relevan dalam perkembangan masyarakat digital baru.

Ade menambahkan, ada lima tantangan baru yang harus dihadapi oleh para lulusan pendidikan tinggi dan tenaga kerja masa kini.

Pertama, perubahan cepat dari kompetensi yang dibutuhkan. Kedua, peningkatan dan perluasan melalui penggunaan otomatisasi robot.

Ketiga, penciptaan pekerjaan baru untuk pekerja berketerampilan tinggi di bidang perencanaan, konfigurasi, dan pemeliharaan teknologi baru. Keempat, adanya kualifikasi formal tidak lagi digunakan sebagai persyaratan masuk untuk pekerjaan. Kelima, ada peningkatan harapan mengenai fleksibilitas individu.

“Lima atau sepuluh tahun ke depan, kompetensi yang sedang dibangun oleh pendidikan tinggi mungkin pada gilirannya tidak terlalu relevan dengan kebutuhan pada masa depan. Maka diperlukan adaptasi dari para generasi Z dan generasi Alpha untuk menanggapi perubahan tersebut,” jelas Ade.

Baca juga: 6 Industri Siap Dukung Pendidikan Vokasi untuk Lahirkan SDM Unggul

Infrastruktur yang memadai

Lebih lanjut, Ade Sobandi mengatakan bahwa sejalan dengan sistem penyelenggaraan pendidikan tinggi, infrastruktur yang memadai dalam suatu lembaga pendidikan tinggi dapat mendukung strategi peningkatan mutu pada aspek tata-kelola kelembagaan.

Tidak hanya itu, ia menyatakan, peningkatan mutu juga dapat dilakukan melalui peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) dosen, pengembangan kurikulum, pengembangan fasilitasi pembelajaran, penguatan penelitian, dan pengabdian serta kerjasama.

“Dalam proses pembelajaran di era education 4.0, dosen perlu untuk memiliki pengetahuan yang memadai terkait integrasi aspek teknologi, pedagogical, dan content knowledge (TPaCK),” ungkap Ade Sobandi

“Lembaga pendidikan tinggi perlu mengedepankan strategi untuk memadukan AI, internet of things, dan big data dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang memungkinkan adanya massive opern online course (MOOC), learning management system (LMS), pembelajaran synchronous dan asynchronous, serta keterlibatan mahasiswa dalam belajar,” tambah Ade.

Baca juga: Di EdWG G20, Nadiem Paparkan Upaya Kemendikbud Pulihkan Pendidikan

Menurut Ade, dalam menghadapi peluang dan tantangan education 4.0, lembaga pendidikan setidaknya perlu untuk melakukan beberapa hal, diantaranya menanamkan nilai-nilai akademis secara menyeluruh, kritis, jujur, logis, rasional, dan objektif.

Lalu memperkuat adaptabilitas civitas akademika dalam menyongsong perubahan di lingkungan makro, messo, dan mikro. Membuat dan mengawal program untuk melatih kreativitas, membuat program yang dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa dengan memanfaatkan pengelolaan kolaboratif pentahelix.

“Kemudian perlu optimalisasi filter informasi sehingga dapat memilah informasi dengan benar, merancang roadmap pendidikan yang tepat, menyiapkan formasi untuk pembelajaran sepanjang hayat, dan peningkatan mutu pendidikan manajemen perkantoran dengan menerapkan konsep education 4.0, revolusi industri 4.0, dan society 5.0,” kata Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com