Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampak Anak Menonton Film Horor Menurut Dosen UM Surabaya

Kompas.com - 26/05/2022, 08:24 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini film horor karya anak bangsa yang berjudul "KKN di Desa Penari" menyita perhatian masyarakat Indonesia.

Film yang diangkat dari sebuah thread di Twitter viral pada 2019 silam ini makin membuat penasaran masyarakat Indonesia.

Namun saat menonton sebuah film, tentu harus memperhatikan batasan usia penonton film yang dianjurkan. Pasalnya anak-anak yang menonton film tidak sesuai dengan usianya akan membawa dampak buruk.

Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Fety Khosianah memberikan tanggapan terkait banyaknya anak di bawah umur yang menonton film horor tersebut.

Baca juga: Universitas Prasmul Buka Lowongan bagi Lulusan S1, Segera Daftar

Menurutnya film horor di bioskop dengan ruangan gelap tersebut memiliki beberapa dampak dan konsekuensi sehingga orangtua harus lebih peka terkait hal ini.

Mengurangi kepekaan anak

Menurut Fety, menonton film horor tampaknya terlihat baik di permukaan karena orang menjadi terbiasa menyaksikan hal-hal yang berdarah-darah dan mengerikan.

Namun, di sisi lain jika seseorang terlalu sering menonton film horor dan adegan-adegan kekerasan dalam kesehariannya justru akan sangat berbahaya terhadap rasa kepekaannya.

Dia memberi contoh satu kasus, misalnya jika ada tetangga yang berteriak atau menangis histeris, bisa jadi mereka tidak akan cepat tanggap untuk mencari tahu karena menganggap mereka sedang menonton film horor.

"Dampak lain adalah melekat di ingatan. Menonton film horor, tanpa kita sadari membuat otak kita terpolusi. Menurut penelitian bahwa apa pun yang kita lihat dan dengar serta rasakan terekam di alam bawah sadar," terang Fety seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Rabu (25/5/22).

Baca juga: Unesa Evaluasi UTBK 2022, Ini Kesalahan yang Sering Dilakukan Peserta

Membuat anak lebih penakut

Ia mencontohkan anak-anak kebanyakan setelah menonton film horor baik di bioskop maupun televisi menjadi lebih penakut dari sebelumnya. Seperti tidak berani tidur sendiri, bahkan tidak berani pergi ke toilet.

Hal ini terjadi disebabkan anak-anak masih belum bisa membedakan antara dunia realita dan fiksi.

Sebuah studi ilmiah yang dilakukan oleh profesor seni komunikasi di University of Wisconsin, Joanne Cantor, dan rekannya, Dr. Kristen Harrison, seorang professor studi komunikasi di University of Michigan, mencatat bahwa anak-anak paling berisiko mengalami ketakutan yang akan bertahan lama.

Hal inilah yang menyebabkan anak-anak menganggap bahwa sosok menyeramkan dalam film horor adalah nyata.

Baca juga: Dosen IPB Ungkap 4 Ancaman Upaya Pelestarian Serangga

Bisa sebabkan gangguan tidur

Hal lain yang perlu diwaspadai adalah membuat omongan anak-anak menjadi ngawur.

Meskipun menonton film bisa meningkatkan kemampuan berbicara, tapi jika anak-anak menonton film horor dan kekerasan membuat mereka berbicara kasar, kotor dan ngawur.

Dia menambahkan, dampak lain adalah gangguan tidur. Banyak orang dewasa dan anak-anak yang mengalami kesulitan tidur setelah menonton film horor.

Hal ini disebabkan adanya efek kemungkinan bayangan film horor yang masih membayangi, seperti suara-suara seram atau tampilan sosok menakutkan yang masih melekat dalam ingatan, bahkan sampai terbawa mimpi.

"Jika menonton film horor itu dilakukan pada malam hari dengan suasana yang gelap dan mencekam maka akan semakin melekat dalam ingatan sehingga semakin membuat anak semakin sulit tertidur," imbuhnya.

Baca juga: Kampus Mengajar Angkatan 4 Segera Dibuka, Cek Syaratnya

Membuat anak berperilaku agresif

Dampak lain yang perlu diwaspadai adalah menimbulkan perilaku agresif.

Seorang psikolog keluarga RY Langham menyatakan, anak-anak yang menonton film menakutkan bisa menunjukkan perilaku agresif berupa kekerasan verbal maupun fisik di rumah maupun di sekolah.

"Menonton film horor ini juga bisa mengganggu kesehatan fisik. Artinya menonton film menakutkan bisa meningkatkan clotting agent yang dikenal sebagai Factor VIII. Bisa menyebabkan thrombosis dalam tubuh. Peningkatannya bisa mencapai 57 persen, sementara kalau menonton film lain hanya 3 persen," beber Fety.

Bisa sebabkan kematian

Fety menjelaskan, jumlah trombosit normal dalam tubuh manusia berkisar antara 150.000 – 450.000 sel per mikroliter darah.

Trombosit yang rendah memang bisa menyebabkan Demam Berdarah Dengue (DBD), tapi trombosit yang terlalu tinggi, di atas 450.000 sel per mikroliter darah, menurut Mediskus, juga berbahaya, karena bisa menyebabkan pendarahan.

"Selain itu, saat menonton film horor dengan grafis gambar yang mengerikan, detak jantung juga akan meningkat sebanyak 15 detak per menit. Kemudian telapak tangan menjadi berkeringat, suhu kulit turun beberapa derajat, otot menjadi menegang, serta tekanan darah meningkat," katanya lagi.

Baca juga: PT Tata Udara Nasional Buka Lowongan Kerja bagi S1, Yuk Daftar

Terakhir adalah menyebabkan kematian. Ada banyak kasus orang yang mati saat menonton film horor karena terkena serangan jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com