Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yudha Priyono
Guru

Guru SMK Negeri 1 Warungasem, Batang, Jawa Tengah dan Penulis

Pelajar Pancasila, Solusi Bangsa

Kompas.com - 25/05/2022, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PELAJAR Pancasila. Istilah tersebut akhir-akhir ini sering didengar di dunia pendidikan di negeri ini bersamaan dengan adanya kurikulum merdeka. Kurikulum terbaru merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.

Dalam kurikulum terbaru, penguatan profil pelajar Pancasila masuk dalam struktur kurikulum dan mendapatkan prosentase alokasi jam pelajaran tersendiri.

Kenapa bergaung lagi istilah pelajar Pancasila? Apakah selama ini belum maksimal internalisasi nilai-nilai Pancasila khususnya pada generasi muda?

Tulisan ini akan membahas pembelajaran Pancasila dari masa orde baru sampai sekarang beserta relevansinya dalam menghadapi perkembangan zaman.

Pada masa orde baru internalisasi Pancasila dilakukan dengan penataran P4. Pada dunia pendidikan, penataran tersebut diberikan pada awal masuk sekolah menengah dan perguruan tinggi, seperti yang pernah penulis alami.

Kegiatan penataran berupa ceramah, diskusi dan presentasi makalah yang menurut penulis sudah berkualitas secara akademik.

Namun kegiatan penataran tersebut tidak memberikan hasil yang maksimal pada kehidupan sehari-hari. Dekadensi moral di kalangan anak muda masih terjadi.

Menurut penulis, beberapa faktor menjadi penyebab dari kegagalan penataran tersebut.

Pertama, tidak ada tindak lanjut dari penataran tersebut. Di dunia pendidikan, setelah penataran, materi Pancasila hanya dilanjutkan pada mata pelajaran dan mata kuliah tertentu saja seperti Kewiraan dan Pendidikan Moral Pancasila yang sekarang menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

Guru pun hanya mengajarkan materi tersebut secara teoritis dan murid diharuskan menghafal tanpa disuruh mempraktikkan.

Kedua, adanya hal yang bertolak belakang antara materi Pancasila dengan kenyataan yang dilihat pada kehidupan bernegara.

Pada penataran, peserta ditatar dengan nilai luhur Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila, tetapi di luar mereka melihat hal yang bertentangan.

Korupsi, kolusi, nepotisme marak terjadi. Hukum tidak selalu berpihak pada yang lemah dan masalah lainya.

Sikap skeptis dan apatis di kalangan generasi muda menjadi muncul karena melihat hal yang bertolak belakang tersebut.

Setelah orde baru tumbang, penataran P4 ditiadakan. Materi Pancasila dimasukkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com