Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahmi Mubarok, Dosen ITS Masuk Nominasi European Inventor Award 2022

Kompas.com - 20/05/2022, 13:43 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Ilmuwan dan staf pengajar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Fahmi Mubarok bersama ahli kimia dan insinyur Spanyol Nuria Espallargas dinominasikan untuk Innovation Prize European Patent O?ce (EPO) dalam European Inventor Award 2022.

Pemenang Penghargaan Penemu Eropa EPO 2022 akan diumumkan dalam upacara virtual pada 21 Juni 2022.

Fahmi Mubarok meraih gelar Sarjana Teknik di bidang Teknik Material dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia, dan gelar master di bidang Ilmu Material dari Universitas Teknologi Hamburg di Jerman.

Pada tahun 2017, Fahmi Mubarok kembali ke Indonesia dan menjadi staf pengajar di Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Penemuan mereka memungkinkan bahan keramik yang tidak memiliki titik leleh dipanaskan hingga suhu tinggi untuk disemprotkan ke komponen teknis atau industri.

Temuan pelapis keramik semprot yang inovatif ini dirancang untuk memperpanjang masa pakai komponen yang digunakan di berbagai industri dengan cara memberi perlindungan lebih baik pada komponen-komponen tersebut dari keausan dan paparan bahan kimia.

Industri mobil diharapkan menjadi yang pertama memanfaatkan penemuan baru ini dan diaplikasikan pada rem mobil, truk atau kereta api dan manufaktur kaca.

Proyek mendatang yang direncanakan oleh European Space Agency/Badan Antariksa Eropa akan menguji seberapa baik lapisan tersebut menahan abrasi dari pasir di bulan dan Planet Mars.

Terobosan masalah yang mustahil

"Temuan jenius karya Fahmi Mubarok dan Nuria Espallargas berhasil memecahkan masalah yang diyakini mustahil oleh para ahli di bidangnya," ungkap Presiden EPO António Campinos, saat mengumumkan ?nalis European Inventor Award 2022.

"Mereka secara signi?kan meningkatkan usia penggunaan dan daya tahan produk industri, sebuah aspek yang penting dalam ekonomi material," jelasnya.

Baca juga: Ilmuwan Berhasil Pakai Tanah dari Bulan untuk Bercocok Tanam

Mubarok dan Espallargas secara bersama-sama dinobatkan sebagai salah satu dari empat ?nalis dalam kategori “SME” atau “UKM”, yang mencari para penemu luar biasa di perusahaan kecil dengan kurang dari 250 karyawan dan omset tahunan kurang dari EUR 50 juta.

Espallargas, yang mengajar di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) menggandeng Fahmi Mubarok yang di tahun 2010 itu juga tengah menyelesaikan pendidikan doktoralnya.

Tugas Fahmi adalah meneliti bagaimana silikon karbida –keramik, salah satu material sintetis yang paling keras– dapat disemprotkan secara termal.

Setelah beberapa kali percobaan dan kesalahan, momentum eureka mereka terjadi setelah percakapan dengan sejumlah kolega mereka dan membuat Fahmi Mubarok dan Nuria Espallargas tersadar bahwa partikel silikon karbida harus dilindungi dengan sesuatu yang dapat memenuhi dua peran sekaligus.

“Saya menyadari bahwa senyawa tersebut harus mampu melindungi silikon karbida dari paparan suhu tinggi dan pada saat yang sama juga mengikat silikon karbida untuk membuat lapisan,” kata Mubarok.

Konsep melindungi partikel ini sebenarnya sudah dikenal di industri penyemprotan termal sebelumnya untuk material lain, tetapi belum pernah digunakan untuk keramik tanpa titik leleh.

Pada tahun 2012, kedua ilmuwan tersebut berhasil menciptakan bubuk silikon karbida yang dapat disemprotkan secara termal yang menghasilkan lapisan yang lebih tahan lama.

Setelah mengajukan paten dengan bantuan biro transfer teknologi yang ada di universitas mereka ketika penemuan itu masih dalam skala lab, Mubarok dan Espallargas mendirikan Seram Coatings sebagai perusahaan untuk mengkomersialkan material komposit temuan mereka, yang dinamakan sebagai ThermaSiC, di tahun 2014.

“Tanpa hak paten, akan sulit bagi kami untuk mendapatkan penanam modal. Setiap kali kami menemui siapapun yang berminat membeli sistem atau peralatan untuk mengembangkan produk ini, orang akan bertanya: apakah Anda sudah mendapatkan hak paten atas temuan ini?” ungkap Espallargas.

Dari industri otomotif hingga manufaktur

Sejak tahun 2017 perusahaan tersebut telah memproduksi ThermaSic dalam jumlah kecil dan mengujinya di lapangan dengan para calon klien.

Produk tersebut sekarang siap untuk industrialisasi, dan Espallargas memperkirakan pasar produk terbesar adalah AS, diikuti oleh Jepang dan Uni Eropa.

Baca juga: Kali Pertama, Ilmuwan Menumbuhkan Tanaman di Tanah dari Bulan

 

Ia berharap pelapis tersebut dapat digunakan pertama kali pada industri rem untuk mobil, kereta api, truk, peralatan industri atau sepeda.

Sejumlah industri lain, seperti produsen kaca dan manufaktur alat percetakan juga tertarik menggunakan material komposit baru tersebut secara komersial.

Seram Coatings berkolaborasi dengan produsen alat percetakan terkemuka di AS dan Jepang, sementara juga bekerja sama dengan perusahaan percetakan besar di Inggris yang berharap dapat memasarkan pelapis tersebut tahun ini untuk merawat permukaan penggulung kertas.

Hingga saat ini, Seram Coatings telah menginvestasikan hampir EUR 1 juta untuk membangun fasilitas semprotan termal mereka sendiri yang memudahkan mereka membuat dan menguji pelapis untuk klien di lokasi tanpa perlu menggunakan fasilitas yang disewa dari pihak ketiga.

Tim riset dan pengembangan mereka terus melakukan penelitian untuk menciptakan versi baru dari ThermaSiC dan produk dengan tujuan memasuki pasar baru.

Dalam delapan sampai sepuluh tahun ke depan, Seram Coatings berpotensi untuk menjual 225.000 kg ThermaSiC per tahun. Ini artinya mencakup sekitar 2,9 persen dari pasar global untuk bahan baku keramik yang digunakan dalam lapisan semprot termal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com