Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisuda Unkris: Perguruan Tinggi Harus Adaptif terhadap Perkembangan Zaman

Kompas.com - 19/05/2022, 19:58 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com- Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menggelar wisuda secara luring di Jakarta Convention Center (JCC), pada Kamis, 19 Mei 2022 dengan mengangkat tema “Wujudkan Insan Unggul dan Beradab”.

Wisuda ini merupakan kali kedua selama masa pandemi Covid-19  dan menjadi Wisuda Sarjana ke-61 dan Magister ke-25 tersebut diikuti oleh 1.222 orang wisudawan terdiri atas program S1 sebanyak 937 orang dan program magister sebanyak 285 orang.

Rektor Unkris Ayub Muktiono dalam sambutan mengingatkan para wisudawan bahwa wisuda tidak hanya sekadar rangkaian acara simbolik pelantikan lulusan melalui pemindahan kuncir toga.

Seremoni wisuda juga bermakna dimulainya proses pembelajaran para lulusan untuk terjun dalam kehidupan bermasyarakat berbekal ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah.

“Saya menyadari bahwa untuk dapat bertahan pada situasi dan kondisi serba sulit seperti sekarang ini, diperlukan adanya niat yang kuat dan usaha untuk terus maju dengan dilandasi semangat yang tinggi dalam berusaha dan berkarya, pantang menyerah,” tambahnya.

Lebih lanjut Rektor Unkris menegaskan, untuk mewujudjkan sumber daya manusia (SDM) unggul setidaknya ada empat kunci penting yang harus dipegang oleh mahasiswa, yaitu; selalu belajar, membangun networking, mengimplementasikan ilmu yang diperoleh, serta berdoa.

“Jangan pernah takut gagal karena sesungguhnya rintangan itu yang akan membuat kita lebih pintar, dan lebih cerdas,” katanya.

Rektor berharap lulusan Unkris tidak hanya unggul di bidang akademik saja, namun juga memiliki nilai tambah yaitu beradab, yang dapat diartikan memiliki sifat jujur, amanah dan berbudi pekerti baik.

Menjadi perguruan tinggi unggul

Ketua Dewan Pembina Yayasan Unkris Prof. Gayus Lumbuun meminta wisudawan tidak hanya berhenti sampai di sini dalam menuntut ilmu untuk menggapai sukses.

Baca juga: Wisuda Ukrida 2022, Kepala LLDikti Jakarta: Gerbang Memenangkan Masa Depan

“Tetaplah semangat dalam menuntut ilmu setinggi dan seluas mungkin karena menuntut ilmu tidak mengenal batas usia, demikian halnya dalam meraih kesuksesan tidak ada kata terlambat," pesan Prof. Gayus.

"Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk memulai, ketekunan, kejujuran dan semangat,” katanya," tambahnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Yayasan Unkris Amir Karyatin mengatakan, Unkris telah banyak melakukan terobosan baru, di antaranya melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, dunia industri, instansi pemerintah maupun swasta.

Amir Karyatin juga menyampaikan pihaknya berkomitemen terus meningkatkan mutu dan kualitas SDM, melakukan pembangunan dan pembenahan kampus, perbaikan kurikulum, serta meningkatkan kegiatan mahasiswa melalui ajang kreatifitas dan kompetisi-kompetisi.

“Semua ini dilakukan demi untuk memajukan Unkris ke depan sehingga Unkris dapat mengikuti perkembangan zaman dan bersaing dengan perguruan tinggi lain yang saat ini jumlahnya semakin banyak,” tegasnya.

Kepala LLDikti Wilayah III Paristiyanti Nurwardani dalam pidato sambutan yang dibacakan Noviyanto (Kabag Umum LLDikti) mengatakan, Unkris harus terus berdiri di depan, menjadi salah satu perguruan tinggi yang mampu berkontribusi untuk kehidupan masyarakat lebih baik dengan menerapkan pendidikan transformatif.

“Seperti yang kita ketahui, visi dari Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS) yaitu:
Terwujudnya Universitas Krisnadwipayana menjadi Perguruan Tinggi Unggulan pada tahun 2025,” ungkap Paris. 

“Dengan visi dan misi Unkris tersebut, telah tergambarkan bagaimana lulusan lnsani yang akan dibentuk dan dicetak setelah mengenyam pendidikan di Unkris dan bersiap untuk menjadi pemimpin masa depan yang memiliki karakter,” lanjutnya.

Paristiyanti juga menyampaikan, Unkris merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di wilayah LLDIKTI III yang sarat dengan prestasi.

“Unkris bahkan menjadi perguruan tinggi dengan pelaporan PDDikti100 persen dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, 10 semester, dari 2016 semester ganjil hingga 2020 semester genap,” tutup Paristiyanti.

Tantangan globalisasi dan teknologi informasi

Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, Prof. Yasonna H Laoly dalam sambutan mengatakan bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan global abad 21 yaitu pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang mencakup pemenuhan kebutuhan manusia, lingkungan, dan spiritual.

Baca juga: Gelar Acara Wisuda, STAISA Hadirkan Wapres Ma’ruf Amin dan Dapat Dukungan dari YUP

Pencapaian tantangan tersebut menghadapi kendala dan tantangan ketika pandemi Covid-19 menghantam dunia.

Sementara itu kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tidak bisa dibendung dan semakin pesat berkembang, sehingga mampu mempercepat penyebaran informasi yang juga berpotensi menimbulkan pemahaman beragam atas isu-isu global dan nasional yang mengancam keamanan, keberagaman dan cederung mengoyak nasionalisme kita.

Proses globalisasi dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah menciptakan trasparansi global di mana batas-batas fisik kedaulatan suatu negara seolah-olah tidak ada, sehingga menghadirkan dunia tanpa batas (borderless world).

Perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi, telah mendorong hubungan sosial dan saling ketergantungan antarbangsa, antarnegara, dan antarmanusia semakin besar.

Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek dan menjadikan globalisasi sebagai fenomena yang bersifat multidimensi.

“Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi semakin memudahkan semua aktivitas manusia. Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, dengan terbentuknya masyarakat dunia yang makin transparan dan terbuka,” katanya.

Baca juga: UNJ Wisuda 1.905 Lulusan Tahun Akademik 2021/2022 Secara Virtual

Menurut Yasonna, kurikulum di perguruan tinggi harus merespons dan adaptif terhadap perkembangan zaman dan teknologi yang sangat cepat dan dinamis.

Perguruan tinggi tidak boleh terjebak pada konservatisme baik kurikulum maupun metode pengajarannya,” tandas Yasonna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com