Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UNS Beri Tips Cegah Penyakit Metabolik Usai Lebaran

Kompas.com - 11/05/2022, 17:05 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat merayakan Idul Fitri, masyarakat Indonesia biasa merayakannya dengan berkumpul bersama keluarga dan bersilahturahmi ke kerabat. Salah satu hal yang sudah menjadi tradisi saat Lebaran adalah makan bersama keluarga.

Berbagai jamuan pun disediakan mulai dari ketupat, opor ayam, semur daging, sambal goreng hati dan berbagai sajian lainnya. Jika tidak terkontrol, makanan ini justru bisa menyebabkan penyakit saat libur Lebaran usai.

Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, program studi (prodi) Magister Ilmu Gizi Sekolah Pascasarjana Universiats Sebelas Maret (UNS) Surakarta membahas kiat pencegahan penyakit metabolik usai Lebaran.

Baca juga: Super Air Jet Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan SMA/SMK, Segera Daftar

Ancaman penyakit metabolik usai Lebaran

Dosen Prodi Magister Ilmu Gizi UNS Dono Indarto mengungkapkan, ada ancaman penyakit metabolik yang mungkin timbul usai perayaan Idul Fitri.

Menurutnya, perubahan pola makan menjadi hal yang paling disoroti. Perilaku sebagian masyarakat terkait konsumsi makanan saat Lebaran agaknya menjadi kurang terkontrol.

Biasanya, peningkatan frekuensi makan melebihi tiga kali sehari terjadi karena seseorang mengunjungi banyak kerabat ataupun tetangga di satu hari yang sama.

Ditambah lagi, makanan dan minuman yang dikonsumsi saat perayaan Idul Fitri sarat dengan makanan yang tinggi karbohidrat, lemak, garam, gula, santan, dan kolesterol.

Baca juga: Dokter UI: Hepatitis Akut pada Anak Bukan karena Vaksin Covid-19

Aktivitas fisik pun menurun seperti terlalu banyak duduk. Dono Indarto menjelaskan, adanya penurunan durasi puasa yang sebelumnya berlangsung sekitar 14 jam menjadi kurang dari 10 jam.

"Dengan itu, tentunya ancaman penyakit metabolik akan sangat terasa bagi kita atau ancamannya semakin besar," urai Dono Indarto seperti dikutip dari laman UNS, Rabu (11/5/2022).

Dono Indarto memberikan beberapa solusi untuk mengantisipasi hal ini. Menurutnya, setelah Lebaran bersama keluarga besar, dua atau tiga hari setelahnya, masyarakat dapat kembali beradaptasi yang sudah terbentuk selama berpuasa di bulan Ramadan.

Perbaikan dapat dilakukan dengan puasa sunah selama enam hari secara berurutan. Selain itu, masyarakat dapat mulai kembali memperhatikan peningkatan aktivitas fisik dan durasi tidur masing-masing.

"Pencegahan penyakit metabolik juga dapat dilakukan dengan diet gizi seimbang," imbuh Dono.

Baca juga: Siswa, Intip 10 Negara dengan Kecepatan Internet Terkencang di Dunia

Empat pilar pedoman umum gizi seimbang

Praktisi gizi, pengusaha sekaligus mahasiswa Prodi Magister Ilmu Gizi UNS Florentinus Nurtitus menambahkan, keseimbangan gizi dapat tercapai ketika zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai dengan asupan sehari-hari.

Florentinus mengatakan, angka kecukupan gizi yang dianjurkan dapat diperoleh melalui konsultasi dengan dietisien atau nutrisionis.

Dengan mengikuti petunjuk ahli, masyarakat akan dituntun dalam mengetahui beragam kebutuhan tubuhnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com