Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Konsep Ikigai, 5 Pola Pikir untuk Peroleh Kebahagiaan

Kompas.com - 27/04/2022, 15:39 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Dengan lima pola pikir, konsep Ikigai menawarkan panduan menghadapi stres. Stres sering kali menjadi penyebab seseorang tidak merasa bahagia.

Ikigai merupakan konsep yang berasal dari Jepang, gabungan dari kata "Iki" yang berarti kehidupan dan "Gai" yang berarti nilai.

Sehingga, Ikigai memiliki arti memiliki alasan untuk hidup, memiliki nilai-nilai kebahagiaan, memiliki hal-hal yang membuat seseorang melangkah maju ke masa depan.

Praktisi psikologi di Ikigai Consulting & Head PT Sevima, Anandre Forastero menjelaskan kelima pola pikir dalam konsep Ikigai yang dapat membantu untuk menghadapi stres dan mendefinisikan kebahagiaan.

Baca juga: Mengenal Nunchi, Rahasia Hidup Bahagia dan Sukses dari Korea

Ia mengungkapkan bahwa stres tidak selamanya memberikan pengaruh negatif dalam kehidupan.

Justru, lanjut dia, stres dapat menjadi pendorong performa sehari-hari jika dikelola dengan baik.

“Stres dapat menjadi penanda bahwa kita tengah berkembang dan keluar dari zona nyaman,” ungkapnya dalam webinar dengan tema Build Meaningful Purposeful Life: Less Stressed and Happily, seperti dilansir dari laman ITS.

Lima pola pikir untuk peroleh kebahagiaan

Anandre lantas menjelaskan lima tips untuk menanggapi stres dan mengelolanya agar tidak menghambat kebahagiaan.

Kelima di antaranya adalah menemukan arti kebahagiaan, memperbaiki pola pikir, menghindari overthinking, berhenti menunda pekerjaan, dan memiliki kualitas pertemanan yang baik.

“Dengan melakukan kelima resep ini dapat menjadi obat untuk melewati kondisi ini,” terangnya.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

1. Miliki kebahagiaan sendiri

Lanjut merinci tiap poin Ikigai, Anandre menjelaskan pola pikir masyarakat umum yang kurang tepat ialah ketika menganggap kebahagiaan hanya berasal dari kesuksesan karier ataupun percintaan. Padahal, terdapat banyak sumber kebahagiaan lain di lingkungan sekitar.

“Definisi kebahagiaan tidak hanya terpaku pada uang ataupun hubungan asmara, tetapi juga kondisi kesehatan, spiritual, hingga hubungan keluarga,” papar pria yang mendapatkan gelar masternya di Universitas Indonesia ini.

Setelah mengetahui definisi kebahagiaan, memperbaiki pola pikir merupakan cara kedua guna hadapi stres.

2. Perlebar sudut pandang

Ia menyarankan untuk tidak terpaku hanya dengan satu sudut pandang akan membuka kesempatan dalam mengembangkan diri demi raih kesuksesan. Sementara, keraguan berlebih akan kemampuan sendiri dapat menjadi penghambat.

“Padahal kemampuan yang kita miliki dapat dikembangkan melalui kerja keras dan dedikasi dari diri kita masing-masing,” tegasnya.

Anandre turut menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak terpaku pada karier dan hubungan asmara saja namun dapat datang dari berbagai hal di dalam hidup.

Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa

3. Hindari overthinking

Tahapan selanjutnya adalah menghindari overthinking untuk mencegah pemikiran terhadap masalah yang tidak ada.

Overthinking dapat disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang membuat ekspektasi akan masa depan menjadi terbebani.

“Dengan merelakan dan berdamai dengan pengalaman masa lalu, dapat menjadi awalan untuk keluar dari ketakutan berlebih akan masa depan,” jelas pria yang telah menekuni psikologi sejak S1 ini.

4. Jangan tunda pekerjaan

Poin berikutnya adalah berhenti menunda pekerjaan sebagai pencegahan terjadinya penumpukan tugas berlebih yang berpeluang mengakibatkan stres.

Untuk itu, mempraktekkan 5 second rule dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Caranya yakni dengan segera memulai pekerjaan tersebut dalam lima detik setelah memikirkannya, sebab otak manusia cenderung mudah terdistraksi oleh pikiran-pikiran lain.

Baca juga: 5 Cara Menentukan Jumlah Uang Jajan Anak SD-SMA Menurut Ahli

5. Tingkatkan kualitas pertemanan

Terakhir namun tidak kalah penting, Anandre mengungkapkan bahwa seiring berjalannya waktu, kuantitas dari pertemanan akan semakin berkurang namun kualitasnya harus semakin meningkat.

Oleh sebab itu, penting untuk memiliki lingkar pertemanan yang dapat mendukung perkembangan kita.

“Karena sikap kita adalah cerminan lima teman terdekat kita, sah-sah saja untuk memilih pertemanan yang dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan diri,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com