Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UNS: 3 Aspek Bahasa Indonesia Lebih Layak Jadi Bahasa Kedua ASEAN

Kompas.com - 16/04/2022, 10:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menentang bahwa bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN. Ini karena bahasa Indonesia lebih layak.

Ternyata, dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum., juga sependapat dengan Mendikbud Ristek.

Pakar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ini juga menolak wacana yang menyebutkan bahwa bahasa Melayu akan dijadikan bahasa kedua ASEAN.

Baca juga: UNS Bakal Syaratkan Kepesertaan JKN-KIS untuk Mahasiswa Baru

Menurut Kundharu, bahasa Indonesia jauh lebih layak dijadikan sebagai bahasa kedua ASEAN. Hal ini bisa dilihat dari syarat-syarat bahasa internasional.

"Memang kalau kita lihat kaitannya dengan syarat-syarat bahasa internasional, bahasa Indonesia jauh lebih unggul daripada bahasa Melayu," ujarnya dikutip dari laman UNS, Kamis (14/4/2022).

Dijelaskan, ada 3 aspek yang menjadi bahasa Indonesia lebih layak menjadi bahasa kedua ASEAN daripada bahasa Melayu.

1. Banyak digunakan orang Indonesia

Ia menyebutkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 270 juta penduduk Indonesia yang pada umumnya memakai bahasa Indonesia, bukan bahasa Melayu.

Bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika dibandingkan dengan bahasa Melayu, tentu bahasa Indonesia masih menjadi yang lebih banyak jumlah penuturnya.

2. Aspek program BIPA

Dr. Kundharu menjelaskan bahwa terdapat ratusan lembaga penyelenggara program BIPA di luar negeri. Dalam keterangannya, saat ini sudah banyak perguruan tinggi luar negeri yang membuka Prodi Bahasa Indonesia.

Bahkan, Prodi PBSI sendiri telah mengirimkan beberapa mahasiswanya untuk magang di perguruan tinggi luar negeri guna mengajarkan bahasa Indonesia.

Baca juga: Akademisi UGM: Ini Manfaat Puasa bagi Kesehatan Tubuh

"Di prodi, kita sudah memagangkan mahasiswa di luar negeri. Contohnya di Yale University yang merupakan top ten universitas di dunia. Kita sudah mengirimkan sepuluh mahasiswa untuk mengajar di sana," ungkapnya.

Kemudian ada juga di Thailand dan Turki. Pihaknya mengirim mahasiswa untuk magang di berbagai perguruan tinggi di luar negeri untuk mengajarkan bahasa Indonesia dan merupakan salah satu gerakan untuk internasionalisasi bahasa Indonesia.

3. Internasionalisasi bahasa Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com