Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponpes Futuhiyyah Mranggen Telah Jalani Kegiatan Ramadhan 100 Persen

Kompas.com - 13/04/2022, 20:18 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Selama kegiatan bulan Ramadhan 1443 Hijriah, santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jawa Tengah (Jateng), telah berkegiatan 100 persen selama bulan Ramadhan.

Hal itu dikarenakan kasus Covid-19 sudah mengalami penurunan bila dibanding pelaksanaan bulan Ramadhan 1442 Hijriah.

Baca juga: 3 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi QS WUR 2022

"Jadi semua santri Futuhiyyah dengan presentase 100 persen sudah mengikuti kegiatan dengan full. Dibanding tahun lalu hanya beberapa santri daerah sekitar pesantren saja yang ikut kegiatan Ramadhan," kata Pengurus Ponpes Futuhiyyah Mranggen, Ibnu Chobilisna kepada Kompas.com, Rabu (13/4/2022).

Selama bulan Ramadhan, kata dia, aktivitas yang dilakukan para santri di ponpes adalah mengkaji kita kuning.

Selain itu, para santri juga melakukan shalat tarawih secara jamaah.

Dia menyebut, agenda kegiatan bulan Ramadhan dibuat cukup menarik oleh pengurus pesantren. Hal itu demi tidak membuat bosan para santri.

"Para santri dibebaskan memilih jenis kita yang menjadi ketertarikannya sendiri, tidak dipatok. Ada Ilmu Fiqih, Tata Bahasa atau Ilmu Tasawuf," tutur dia.

Pesantren Futuhiyyah Mranggen juga mengadakan pengajian bagi para santri selama bulan Ramadhan.

Jika ada santri yang belum bisa gabung ke pondok, maka bisa mengikuti pengajian secara daring lewat sosial media milik pesantren, seperti YouTube, Facebook, dan lainnya.

"Bentuknya seperti live streaming, jadi yang diluar pesantren bisa ikut pengajian bareng secara daring atau online," jelas dia.

Baca juga: Kerja Sama Orangtua Siswa dan Guru Jadi Kunci Sukses PTM 100 Persen

Lanjut dia menyatakan, pengajian bulan Ramadhan berbeda dengan seperti hari biasa.

Pada hari biasa, pengkajian kitab kuning dijadwakan setelah shalat Ashar dan Subuh. Sedangkan di bulan Ramadhan, dilaksanakan setelah sahur hingga setelah shalat tarawih.

"Metode pengajian kitab kuning yang kita lakukan dengan metode badongan," sebut dia.

Asal santri Ponpes Futuhiyyah Mranggen

Ibnu Chobilisna menyebut, santri Ponpes Futuhiyyah Mranggen banyak datang dari daerah Semarang dan Kendal.

Sebab, sejak dahulu pesantren sudah banyak melahirkan alumni dari kedua daerah tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com