Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Bidikmisi hingga Jadi Pelayan Toko, Kini Mita Lanjut S2 UNY

Kompas.com - 12/04/2022, 08:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Melanjutkan studi ke pendidikan tinggi pasti jadi impian para lulusan SLTA. Tapi, bagi yang terkendala masalah ekonomi pasti akan kesulitan.

Seperti halnya yang dialami Mita Saputri, alumnus SMAN 1 Rowokele Banyumas itu sempat ragu melanjutkan kuliah selepas SMA mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan.

Ayah Mita seorang buruh tani dan ibunya seorang penjahit membuat dirinya merasa ragu apakah bisa kuliah di perguruan tinggi.

Baca juga: Di IIMS 2022, Mobil Listrik UNY Sabet 3 Penghargaan

Tetapi, keberuntungan berpihak kepada Mita. Ia mendapat info dari guru Bimbingan Konseling SMAN 1 Rowokele tentang beasiswa Bidikmisi. Jadi biaya kuliah ditanggung negara dan juga diberi biaya hidup.

Untuk itulah Mita kembali mencoba meyakinkan orang tuanya agar didukung untuk kuliah.

"Awalnya orang tua kaget akan keinginan saya itu. Karena biaya kuliah, biaya pendidikan, buku, dan juga living cost tentu sangat mahal untuk orang kecil seperti kami," ujar Mita seperti dikutip dari laman Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Senin (11/4/2022).

Meski orangtuanya sempat ragu, tetapi ternyata ada tetangga yang kuliah di UNY dengan Bidikmisi. Akhirnya ayahnya memberi izi pada Mita untuk lanjut ke pendidikan tinggi.

Pernah bantu jualan di kantin

Meski demikian, perjuangan Mita tidak mudah. Ia lulus SMA pada 2017 namun karena terkendala ekonomi maka baru bisa mendaftar pada 2018.

Mita yang jadi the best five paralel jurusan IPA di SMAN 1 Rowokele itu mengisi waktunya dengan membantu berjualan di sebuah kantin SMP dari pukul 06.00 WIB hingga 14.00 WIB.

Di sela-sela membantu berjualan, pada waktu senggang Mita belajar soal-soal SBMPTN. "Setiap membantu berjualan, saya membawa ransel besar berisi dua buku King SBMPTN," ucapnya.

Ikhtiar belajar SBMPTN diimbangi dengan berdoa, shalat Tahajud dan Dhuha setiap ada waktu senggang di kantin membuahkan hasil. Pada 2018 Mita berhasil lolos jalur SBMPTN di UNY pada prodi impiannya, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Pupuk Alami untuk Tabulampot dari Limbah Ini

Sebagai pelamar beasiswa Bidikmisi, Mita shock saat namanya tidak tercantum dalam penerima beasiswa pada Oktober 2018 karena ada pengurangan kuota Bidikmisi disebabkan bencana gempa Palu. Namun akhirnya Mita lolos Bidikmisi setelah ada pengumuman tambahan pada Januari 2019.

Sempat jadi pelayan toko

Tak hanya itu kulaih saja, Mita juga aktif mengikuti berbagai event, seperti Panitia Bulan Bahasa, PKKMB, hingga menjadi top 5 Duta Kampus UNY 2019.

Mita juga aktif sebagai tentor privat untuk pembelajaran Calistung TK, dan mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi SMP dan SMA.

"Hal itu saya lakukan setelah selesai kuliah dan pada hari libur untuk menambah uang saku sekaligus meningkatkan keterampilan mengajar saya," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com