Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pertamax Naik Picu Inflasi Kecil? Ini Kata Pengamat UGM

Kompas.com - 04/04/2022, 11:09 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis bensin Pertamax (RON 92).

Harga Pertamax dari Rp 9.000 sampai Rp9.400 per liter menjadi Rp12.500 hingga Rp13.000 per liter mulai Jumat (1/4/2022), pukul 00.00 WIB.

PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) umum untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. 

Baca juga: Pertamax Resmi Naik, Ini Dampaknya Menurut Pakar Ekonomi Unair

Kenaikan ini direspons banyak pihak. Termasuk masyarakat, yang mengeluhkan hal ini.

Sebab, kenaikan Pertamax diiringi kenaikan sembako, apalagi kenaikannya terjadi menjelang bulan Ramadhan.

Alasan dibalik kenaikan Pertamax, dilakukan setelah mempertimbangkan lonjakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dari 73,36 dollar AS per barel pada Desember 2021 menjadi 114,55 dollar AS per 24 Maret 2022.

Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi melihat penetapan harga Pertamax mestinya ditentukan oleh mekanisme pasar.

Oleh karena itu, harga yang ideal merupakan harga keekonomian.

Menurutnya, harga Pertamax saat ini memang harus dinaikkan mengingat harga minyak dunia sudah mencapai 130 dollar AS per barel.

Baca juga: 3 Alasan Dokter UGM Sebut Bahaya Rutin Menggunakan Obat Kumur

Jika tidak dinaikkan beban Pertamina semakin berat.

“Karenanya, kenaikan harga Pertamax oleh Pertamina menjadi Rp 12.500 per liter mulai 1 April 2022 sudah tepat," ujarnya dilansir dari laman UGM.

Fahmi mengakui, kenaikan harga Pertamax memicu inflasi. Hanya saja kontribusi terhadap inflasi kecil, pasalnya proporsi konsumen Pertamax di Indonesia hanya berkisar 12 persen.

“Kenaikan harga Pertamax memang memicu inflasi, tetapi jangan sentuh dan menaikkan harga Pertalite yang proporsi konsumennya mencapai 76 persen. Kenaikan harga Pertalite tentu akan menyulut inflasi dan menurunkan daya beli rakyat," terangnya.

Lanjut dia menyatakan, konsumen Pertamax adalah golongan menengah ke atas yang menggunakan mobil-mobil mahal.

Baca juga: Pakar Unair: Begini Aktivitas Otak Saat Menjelang Kematian

Dengan jenis konsumen semacam itu, sambung dia, jarang ditemui antrian panjang menjelang kenaikan harga.

“Saya kira tidak mudah bagi mereka akan migrasi ke Pertalite yang harganya lebih murah. Kenaikan inipun tidak akan secara signifikan mendongkrak penjualan Pertamax Turbo, meski dengan harga sekarang menjadi semakin pendek selisihnya. Kedua jenis Pertamax ini tetap berbeda," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com