KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 hingga kini belum berakhir. Meski demikian, program vaksinasi yang dilakukan pemerintah dapat meredam pandemi ini.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, dulu wabah juga sudah ada. Seperti halnya penyakit influenza.
Dosen Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Nur Aini Setiawati, PhD., menjelaskan dalam diskusi raboan dengan topik “Kebijakan Penanganan Penyakit Influenza, Epidemi dan Pandemi di Yogyakarta, 1951-2021, Perspektif Histori” yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran pada Rabu, (30/3/2022).
Baca juga: Intip Daya Tampung 91 Prodi UGM di SBMPTN 2022
Ia mengatakan, Yogyakarta merupakan wilayah yang dijadikan kiblat budaya Jawa sejak tahun 1756 dan menjadi tempat kediaman raja serta keluarga Kasultanan.
Dalam perkembangannya, selain kota budaya, Yogyakarta juga menjadi kota pelajar, kota pariwisata, dan kota perjuangan yang tentu semakin padat interaksi antara masyarakat Yogyakarta dengan orang-orang dari luar kota Yogyakarta.
Interaksi inilah yang menjadikan masyarakat Yogyakarta rawan untuk terinfeksi penyakit influenza.
Dikatakan, kebijakan penanganan penyakit influenza perlu dikaji untuk menjelaskan bagaimana cara pemerintah dan masyarakat menangani penyakit menular yang telah menyebar di wilayah Yogyakarta pada masa lalu.
Tentu untuk pembelajaran dan rujukan masyarakat dalam penanganan penyakit influenza saat ini.
"Pandemi yang terjadi saat ini adalah pattern berulang, pada abad 20 lalu juga pernah terjadi kasus serupa," ujarnya dikutip dari laman FKKMK UGM.
"Namun banyak masyarakat yang masih abai dan tidak menjaga kesehatan sehingga kasus saat ini terlihat lebih berat," imbuh Nur Aini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.