KOMPAS.com - Diego Luister Berel, anak berkebutuhan khusus yang gemar melukis serta mendengarkan musik tradisional Indonesia menggapai juara pertama dalam ajang seni rupa bertema "Artfusion" di London.
Juara yang diraihnya diumumkan oleh pihak The Holy Art Gallery lewat akun Instagram @theholy.art.
The Holy Art Gallery merupakan galeri independen yang berbasis di London. Galeri ini menawarkan para seniman di seluruh dunia untuk menampilkan hasil karyanya lewat pertunjukan (pameran) dan virtual.
Baca juga: Semua Tentang UTBK-SBMPTN 2022, Mulai Cara Daftar hingga Pusat UTBK
Diego sudah gemar melukis saat duduk di bangku sekolah berkebutuhan khusus di Jakarta Selatan.
Tak lupa, bakat melukisnya diwariskan oleh ayahnya.
Meskipun memiliki gangguan perkembangan atau down syndrome, Diego sudah banyak mengikuti pameran lukisan di Jakarta dan kota besar lainnya.
Salah satu karya lukisannya yang berjudul "Under the Sea" pernah dilelang oleh Sotheby's Jakarta dan dikuratori Christie's pada acara amal "Peduli Anak Indonesia" yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2016.
Hasil dari lelang itu disalurkan untuk membantu beberapa sekolah dasar (SD) di Kota Kupang, NTT.
Di Maret 2022, anak campuran darah Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mengirimkan 5 lukisan untuk di lombakan dalam ajang Holy Art London dengan tema Artfusion.
Kelima lukisan yang dikirim Diego berjudul: Balinese Penjor, Twilight on the Clifts, Somewhere in Venice, The Wrath of Gods of Winds, dan Mount Semeru Lava.
Semua lukisan yang dikirimkan memenuhi standar untuk dipamerkan bersama ratusan pelukis seluruh dunia.
Namun tak disangka, Diego menyabet juara pertama dari karya lukisannya yang berjudul "Balinese Penjor".
Hal itu membuat dirinya berhak mengadakan pameran tunggal di sana, baik secara offline maupun virtual.
Baca juga: Kapan Pengumuman Hasil SNMPTN 2022? Ini Jadwal Resmi dari LTMPT
Di lukisan itu, Diego menerjemahkan tiupan angin yang menerpa penjor di sebuah banjar di Bali lewat media kanvas dan cat akrilik.
Permainan warna-warni yang lembut dan ekspresi seni menjadi nilai plus, sehingga kurator mengangkat namanya menjadi sang pemenang.