KOMPAS.com - Rusia adalah salah satu pemasok minyak terbesar di dunia. Konfliknya dengan Ukraina mengakibatkan beberapa negara terkena dampak pasokan minyak.
Namun itu tidak berlaku bagi negara Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Kuliah Disetop, Ini Kronologi Konflik Dosen SBM dengan Rektor ITB
Dosen Prodi HI FISIP Unair I Gede Wahyu Wicaksana, negara adikuasa itu tidak sepenuhnya menggantungkan ketersediaan minyaknya pada Rusia.
"Amerika itu negara yang besar. Aspek industrinya juga tidak sedikit. Jadi, kebutuhan minyak menjadi hal yang penting di negara itu," ujar dia melansir laman Unair, Sabtu (12/3/2022).
Dengan begitu, kata dia, mereka telah memperhitungkan kenaikan harga minyak ini sejak jauh-jauh hari yang lalu dan mempersiapkan segala sesuatunya.
Minyak merupakan sektor yang sangat penting bagi beberapa aspek kehidupan.
Minyak berpengaruh bagi penggunaan moda transportasi, harga bahan kasar, industri kimia, dan farmasi.
Jadi, jika terjadi persoalan pada distribusi minyak, gerak roda ekonomi akan turut terancam.
Selain memiliki perhitungan kenaikan harga minyak, Negeri Paman Sam itu tidak sepenuhnya bergantung pada Rusia.
Dalam hal minyak, Amerika lebih menjadikan Timur Tengah sebagai pemasok utama.
"Konflik fisik ini kan juga tidak terjadi di Timur Tengah. Sehingga tidak ada dampak buruk yang diterima Amerika karena kenaikan harga minyak ini. Distribusi minyak pun tetap aman ke negara tersebut," sebut Wahyu.
Baca juga: BUMN Indonesia Re Buka Lowongan Kerja Lulusan S1, Daftar di Sini
Menurut Wahyu, kenaikan harga minyak di Rusia bukanlah strategi untuk meraup keuntungan.
"Bukan Rusia sengaja menaikkan agar mendapatkan keuntungan guna keperluan melawan Ukraina. Namun, memang efek psikologis yang ditimbulkan karena banyak negara memberikan sanksi," kata Ahli Masyarakat Budaya Politik Rusia, Eropa Timur, dan Asia Tengah ini.
Sanksi yang diterima Rusia datang dari berbagai perusahaan multinasional dan negara-negara lain.
"Mungkin dari sisi militer memang tidak berdampak. Namun, sisi ekonomi dan masyarakat sipil, sangat terasa efeknya," jelas Wahyu.
Kenaikan harga minyak Rusia telah jelas memberikan dampak bagi ekonomi.
Agar situasi tersebut tidak semakin buruk, Wahyu mengatakan perlunya peran dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Organisasi negara pengekspor minyak bumi tersebut harus mengambil sikap terkait kenaikan harga minyak itu.
Baca juga: Kisah Athi, Mahasiswa UNY Lulus Sarjana Tanpa Skripsi
"Karena, OPEC yang akan menentukan harga minyak. Bergantung pada mereka (OPEC) akan segera lebih menaikkan harga minyak atau justru menaikkan jumlah produksinya," tukas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.