Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2022, 07:00 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Program vaksinasi menjadi salah satu upaya untuk mencegah penularan Covid-19. Setelah pemberian dosis pertama dan kedua, pemerintah mulai melaksanakan pemberian vaksin ketiga atau booster.

Vaksinasi booster adalah vaksinasi yang diberikan kepada seseorang setelah mendapatkan dosis penuh atau dosis primer yang lengkap. Vaksinasi ini merupakan upaya mengembalikan imunitas dan proteksi klinis yang menurun.

Menurut Ketua Tim Vaksin Rumah Sakit Nasional Doponegoro (RSND) Universitas Diponegoro (Undip) dr. Farmaditya Eka Putra, sesuai pedoman dari Kemenkes yang dirilis bulan Januari 2022, jenis vaksin booster yang digunakan tergantung dari vaksin primer sebelumnya.

Farmaditya mengatakan, ada beberapa variasi penggunan vaksin booster. Bagi yang vaksin primer mendapatkan dosis pertama dan dosis kedua adalah Sinovac dengan Sinovac maka bisa mendapatkan setengah dosis AstraZeneca ataupun setengah dosis Pfizer sebagai vaksin booster.

Baca juga: Pakar Unpad Sebut 3 Strategi Wujudkan Indonesia Bebas Karies 2030

Kombinasi pemberian vaksin booster tidak bisa sembarangan

Bagi yang mendapatkan vaksin primer adalah AstraZeneca dan AstraZeneca bisa mendapatkan setengah dosis Moderna atau setengah dosis Pfizer.

"Ini ada kombinasinya dan tidak bisa sembarangan, kita harus tahu riwayat vaksinasi terdahulunya untuk menjadi acuan," ungkap Farmaditya seperti dikutip dari laman Undip, Selasa (1/3/2022).

RSND Undip memiliki database dan sertifikat vaksin yang sudah tersimpan pada server PeduliLindungi sehingga mudah untuk mengecek data vaksinasi sebelumnya.

Farmaditya menjelaskan, pemberian vaksin booster ini penting karena dari hasil survei yang dilakukan di populasi, titer antibodi ataupun tingkat kekebalan seseorang terhadap Covid-19 menurun seiring waktu.

Diharapkan dengan diberikannya dosis booster, tingkat kekebalan dapat ditingkatkan serta memperpanjang masa perlindungan. Pada beberapa penelitian menyebutkan terjadi kecenderungan penurunan jumlah antibodi sejak 6 bulan pascavaksinasi primer.

"Pelaksanaan vaksinasi booster ini sangat tepat yaitu ditengah kemunculan varian-varian Covid-19 baru termasuk varian Omicron," tandas dr Adit.

Baca juga: Lowongan Kerja Kao Indonesia bagi Lulusan D3-S1, Yuk Daftar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com