Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurikulum Merdeka Diluncurkan, Mendikbud: Ini Lebih Sederhana

Kompas.com - 12/02/2022, 10:10 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Kurikulum Merdeka atau sebelumnya disebut Kurikulum Prototipe diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Jumat (11/2/2022).

Terobosan ini penting sekali karena berhubungan langsung dengan akselerasi mutu pembelajaran.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengatakan, Kurikulum Merdeka ini tidak dipaksakan untuk diterapkan ke sekolah-sekolah.

Kemendikbud Ristek memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.

Baca juga: BBPOM Jakarta Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3-S1, Buruan Daftar

Kurikulum Merdeka lebih sederhana dan fleksibel

Menurut Nadiem, Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19.

Selain itu melalui Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan Pendidikan Indonesia dari negara-negara lain.

"Nah pada saat ini kurikulum yang digunakan dalam skala nasional ada beberapa kelemahan yang sudah kita identifikasi, dan Kurikulum Merdeka sebenarnya bukan suatu hal yang baru," kata Nadiem saat peluncuran Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar yang diadakan secara virtual, Jumat (11/2/2022).

Nadiem menyampaikan, sejak awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia, Kemendikbud Ristek telah meluncurkan Kurikulum Darurat, sebagai langkah pertama Kurikulum Merdeka

 

Baca juga: Tanpa Tes, Universitas Pertamina Buka Jalur Seleksi Nilai Rapor

Kurikulum 2013 yang disederhanakan

Pada Kurikulum Darurat tersebut pemerintah menurunkan jumlah materi secara drastis. Agar para pelajar dan pengajar dapat fokus untuk mendalami topik-topik yang paling esensial.

"Jadi pada dasarnya dalam Kurikulum Merdeka ini kita masih menggunakan Kurikulum K13 tetapi kita sederhanakan secara drastis melalui Kurikulum Darurat. Kita berikan pilihan kepada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia menggunakan ini. Hasilnya sebanyak 31,5 persen sekolah kita pindah menggunakan kurikulum darurat," ungkap Mendikbud.

Nadiem menegaskan, pada Kurikulum Merdeka ini tidak ada unsur paksaan. Kemendikbud Ristek bersifat menawarkan kepada sekolah.

Pihak sekolah dapat melihat jika Kurikulum Darurat jauh lebih sederhana, sehingga guru dapat fokus. Selain itu Kurikulum Merdeka juga bisa diadaptasi kepada system online. Sehingga Guru dan murid tidak terbebani dengan banyak materi.

Baca juga: Kick Off G20: Andien Aisyah Bagi Tips Terapkan Sustainable Fashion

Hasil dari Kurikulum Darurat yang dilakukan oleh 31,5 persen sekolah dan hasilnya learning loss dari sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat itu jauh lebih sedikit dibandingkan sekolah yang tidak menggunakan kurikulum darurat.

"Ini sebuah data yang dahsyat sehingga saya meminta teman-teman yang membaca riset ini mensosialisasikannya," terang Nadiem.

Tidak ada paksanaan dalam penerapan Kurikulum Merdeka

Mendikbud juga menegaskan Kurikulum Merdeka merupakan opsi tanpa ada paksaan bagi sekolah. Bagi sekolah yang belum nyaman mengimplementasikan Kurikulum Merdeka masih dibolehkan untuk memilih opsi pertama yaitu Kurikulum 2013.

"Jadi tidak perlu khawatir lagi bagi sekolah-sekolah bahwa ganti menteri ganti kurikulum," tegas Nadiem.

Ada berbagai pilihan yang bisa diterapkan pihak sekolah dalam pemilihan kurilum. Bagi sekolah yang ingin melakukan perubahan namun belum siap melakukan perubahan besar, diperbolehkan memilih Kurikulum Darurat. Pasalnya kurikulum ini merupakan kurikulum yang lebih sederhana namun masih menggunakan K13 tapi jauh lebih ringkas materinya.

Baca juga: H-2 SNMPTN 2022, Intip Daya Tampung Jurusan Soshum Unpad

 

Sedangkan bagi sekolah-sekolah yang sudah siap untuk melakukan transformasi sesuai dengan kecepatan yang diinginkan bisa memilih menggunakan Kurikulum Merdeka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com