Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbudristek Usung Budaya Hidup Berkelanjutan di Agenda G20

Kompas.com - 11/02/2022, 11:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim telah mengumumkan agenda prioritas bidang pendidikan dan kebudayaan yang akan diperjuangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) selama presidensi G20 Indonesia.

Pertama adalah pendidikan berkualitas atau universal quality education. Isu kedua ialah teknologi digital dalam pendidikan atau digital tech in education. Yakni mengenai solusi bagaimana teknologi digital bisa menjadi jawaban atas permasalahan akses kualitas dan keadilan sosial di bidang pendidikan.

Sedangkan isu yang ketiga adalah solidaritas dan kemitraan atau solidarity and partnership atau berkaitan dengan kearifan budaya bangsa Indonesia, yaitu gotong royong.

Baca juga: Nadiem Ajak Insan Pers Kuatkan Kolaborasi untuk Cerdaskan Bangsa

Terakhir, isu yang diangkat adalah masa depan dunia kerja pascapandemi covid-19 atau the future of work post covid-19.

Kebutuhan dunia kerja pascacovid-19 akan mengalami perubahan besar. Sehingga, bagaimana pendidikan dapat menjawab tantangan dunia di masa datang.

Sementara, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid selaku Coordinator of Ministerial Meeting on Culture menjelaskan bahwa kepemimpinan Kemendikbudristek pada bidang kebudayaan dalam Presidensi Indonesia di G20 nantinya akan membawa tema bertajuk ‘Jalan kebudayaan untuk Hidup Berkelanjutan’.

Melalui tema itu, Indonesia akan mengajak negara-negara lainnya untuk merefleksikan diri dan memikirkan kembali kehidupan manusia dalam tatanan global yang dianggap masih jauh dari hidup yang berkelanjutan.

“Semua orang saat ini berbicara tentang pentingnya membentuk satu normal baru. Hanya saja, apa yang menjadi landasan bagi normal baru ini? Sekali lagi, kebudayaan bisa kita harapkan untuk memberikan kontribusi, karena sejatinya kebudayaan adalah sumber dan hasil dari pembangunan,” ucap Hilmar, dilansir dari laman Kemdikbud. 

Baca juga: 10 Negara dengan Penduduk Paling Pintar di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

“Kalau kita tidak arif atau memanfaatkan kearifan lokal dengan baik, keberlanjutan bumi tidak akan bisa dijaga. Untuk itu, semua harus berkelanjutan termasuk di dalam lingkungan dan alam di mana kita memanfaatkan sandang, pangan, dan papan,” tambah Hilmar.

Sementara, Helianti Hilman selaku wirausahawan sosial yang bergerak bidang pangan berkelanjutan menuturkan kontribusi budaya yang sebenarnya adalah memberikan interpretasi terhadap bahan pangan.

“Bahan pangan ada di seluruh dunia. Tapi interpretasi budayalahyang kemudian menerjemahkan itu menjadi sesuatu yang berguna untuk kita,” ujar Helianti.

Ia menjelaskan, di Indonesia, ada berbagai pengalaman dalam memanfaatkan bunga kecombrang sebagai sambal dan masakan.

Berbeda dengan negara Kosta Rika yang menjadikan bunga kecombrang merupakan bunga nasional, di sana tidak ada pengetahuan di sana bahwa bunga kecombrang dapat dikonsumsi.

Sementara itu dalam bidang sandang, Andien Aisyah seorang penyanyi sekaligus penggerak fashion berkelanjutan menanggapi pantikan Hilmar Farid.

Baca juga: Beasiswa S1-S2 Brunei 2022: Kuliah Gratis, Tunjangan Rp 6,7 Juta Per Bulan

Bahwa ada riset yang menunjukkan bahwa 70 persen orang tidak menggunakan pakaian yang sama untuk lebih dari 10 kali. Fakta tersebut belum memperhitungkan jutaan pakaian yang sudah diproduksi namun tidak ada yang membeli.

Andien menjelaskan industri fesyen di Indonesia saat ini sedang meningkatkan perhatian masyarakat untuk menciptakan bumi yang berkelanjutan.

“Merupakan pilihan yang baik bagi bumi maupun diri kita sendiri ketika kita bisa menciptakan circular fashion atau fashion yang lebih berkelanjutan,” ucap Andien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com