Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter UGM: Ini Ciri-ciri Anak Kena Demam Berdarah

Kompas.com - 02/02/2022, 11:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia tengah memasuki periode musim hujan. Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan tahun 2022 ini akan terjadi di bulan Februari dan berakhir di bulan April-Mei mendatang.

Jika musim hujan telah tiba, maka kewaspadaan akan penyakit demam berdarah dengue (DBD) sebaiknya perlu ditingkatkan, terutama kepada anak-anak sebagai kelompok rentan.

Demam berdarah dengue adalah penyakit yang cenderung meningkat selama musim hujan.

Sebab, pada musim hujan ada banyak bermunculan genangan air tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue.

Dokter spesialis anak sekaligus dosen di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Eggi Arguni, menjelaskan secara spesifik bagaimana virus dengue bisa berbahaya.

Baca juga: Orang Tua, Ini Cara Aman Memilih Mainan dan Tempat Bermain Anak-anak

Virus dengue, dibawa atau ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang suka hidup dalam tempat-tempat gelap, lalu saat ada banyak baju kotor (sehabis pakai) digantung, serta di genangan-genangan air bersih.

Dokter Eggi mengatakan tanda-tanda demam berdarah dapat berupa demam tinggi mendadak berketerusan, nyeri atau pegal-pegal pada otot dan sendi, nyeri di belakang mata, serta wajah memerah dan muncul bintik-bintik di kulit.

Lanjut Eggi menyatakan, pada anak, tanda-tanda demam berdarah juga dapat berupa kondisi lemah, mual-mual dan muntah, serta pegal-pegal.

Spektrum demam berdarah dimulai dari yang ringan tanpa gelaja.

Kemudian demam berdarah dengan gejala demam, sampai dengan yang dinamakan dengue shock syndrome (DSS), dan dapat menyebabkan kematian.

"(Terkait membedakan demam demam berdarah atau bukan), memang ada banyak sekali penyakit yang disertai dengan demam, mungkin saja hanya batuk pilek biasa, atau hanya influenza, dan lain sebagainya," ujarnya, dilansir dari laman UGM saat mengisi sebuah talkshow.

Baca juga: Cara Orangtua Mengenalkan Profesi pada Anak-anak

Memang sulit sekali membedakan apakah demam tersebut merupakan gejala demam berdarah pada tiga hari pertama, atau tidak. Demam berdarah diketahui sebagai fase demam (permulaan).

"Kalau memang masih akan merawat anak di rumah dengan keluhannya hanya demam saja itu tidak apa-apa. Tetapi kalau demamnya sudah mulai turun di hari keempat, di mana hari keempat diketahui masuk dalam fase kritis, tapi kondisi anak belum kembali normal, maka perlu waspada," tambahnya.

Dikatakan demam anak mulai perlu diwaspadai saat anak-anak pada hari keempat keatas masih lemas atau tiduran saja.

"Kemudian, makan minum tidak mau, dan lain-maka, maka kita harus hati-hati dan mulai mewaspadai bahwa itu adalah DBD dan sebaiknya dibawa ke rumah sakit," tuturnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com