Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubes Unpad Usul Perlunya Asuransi Bencana Gunung Meletus

Kompas.com - 27/01/2022, 11:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia sangat rentan terhadap bencana letusan gunung api sehingga diperlukan pengembangan asuransi risiko gunung api.

Namun, perkembangan produk dan penelitian asuransi bencana letusan gunung api di Indonesia masih sangat minim. 

Padahal, sudah beberapa kali ini Indonesia terkena bencana gunung meletus. Misalnya, baru-baru ini kejadian erupsi Gunung Semeru. 

Berdasarkan data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru per 21 Desember 2021, pukul 18.00 WIB mencatat korban meninggal bertambah 1 jiwa sehingga total meninggal dunia akibat erupsi menjadi 51 jiwa.

Ini belum ditambah total kerugian rumah warga, lahan pertanian, tempat umum, fasilitas publik yang ikut terdampak bencana Gunung Semeru. 

Baca juga: Indofood CBP Buka Lowongan Kerja Lulusan SMA/SMK, D3 dan S1

“Perkembangan asuransi bencana letusan gunung api selama ini masih langka. Bahkan di dunia pun masih belum banyak juga,” ujar Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Sukono dilansir dari laman Unpad.

Prof. Sukono menjelaskan, asuransi bencana gunung api dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca bencana. 

Asuransi ini dapat memberikan jaminan atas risiko kerugian berupa rusaknya tanaman pertanian, matinya hewan ternak, rusaknya pemukiman warga, dan rusaknya infrastruktur yang disebabkan oleh letusan gunung api.

Menurut Prof. Sukono, minimnya pengembangan produk asuransi bencana gunung api menjadi tantangan tersendiri.

Terutama bagi pemerintah dan perusahaan asuransi. Sukono memperkirakan, besarnya kerugian dari bencana erupsi membuat perusahaan asuransi tidak cukup berani menanggung risiko tersebut.

Untuk itu, diperlukan kajian yang lebih eksploratif dalam pembentukan produk asuransi bencana gunung api.

Baca juga: Beasiswa S1 Jepang 2022: Kuliah Gratis, Tunjangan Rp 18 Juta Per Bulan

Akademisi perlu berperan dalam mengkaji hal ini. Misalnya, kontribusi dalam pemodelan matematika asuransi bencana gunung api.

“Ini yang perlu menjadi pemikiran kita sebagai ilmuwan untuk bagaimana dari kerugian yang besar itu mungkin bisa kita sekat-sekat atau bagi-bagi menjadi kerugian-kerugian kecil yang bisa dibuat suatu produk-produk asuransi yang lebih menarik bagi masyarakat terutama yang sering mengalami bencana,” ujarnya saat mengisi diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Model Matematika Asuransi Bencana Gunung Api”, Sabtu, (22/1/2022).

Bersama tim, Prof. Sukono pun telah melakukan penelitian awal mengenai pemodelan matematika untuk asuransi kegunungapian­­.

Penelitian ini di antarannya mengenai pemodelan frekuensi banyak kejadian bencana gunung api, besar kerugian bencana gunung api, hingga perhitungan premi asuransi bencana letusan gunung api.

“Musibah gunung api memang membawa berkah tetapi juga bikin susah. Tentu diharapkan dari penelitian-penelitian ini kita bisa membuat susahnya itu diperkecil sehingga berkahnya yang menjadi besar,” harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com