Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Cuaca di Indonesia Mudah Berubah? Ini Kata Pakar Undip

Kompas.com - 26/01/2022, 11:51 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini musim hujan berlangsung lebih panjang dari seharusnya. Perubahan cuaca yang ekstrem kerap terjadi, dari sangat panas tiba-tiba turun hujan lebat disertai kilat dan gemuruh petir.

Perubahan cuaca yang berkepanjangan berpengaruh juga dalam perubahan iklim.

Perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang statistik pola cuaca dalam rentan waktu yang sangat panjang dan dapat terjadi pada suatu daerah tertentu bahkan seluruh permukaan bumi.

Perilaku manusia turut berpengaruh terhadap lingkungan, perubahan tersebut akan dirasakan kembali oleh manusia.

Cuaca merupakan keadaan udara yang terjadi di suatu tempat dengan waktu yang singkat atau sesaat. Musim juga bisa diartikan sebagai keadaan cuaca yang paling sering terjadi dalam jangka waktu tertentu, sedangkan iklim adalah rata-rata cuaca dalam suatu tempat dan untuk jangka waktu yang lebih lama” tutur Rahmat Gernowo, Dosen Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro (Undip) dilansir dari laman Undip.

Baca juga: Epidemiolog UGM: Musim Hujan, Waspada Tiga Penyakit yang Muncul

Lebih lanjut ia mengatakan cuaca dipengaruhi oleh kelembaban udara, kecepatan angin dan suhu udara di suatu daerah pada waktu tertentu.

Kondisi cuaca dan iklim juga akan mempengaruhi, salah satunya bencana hidrometeorologi yang terjadi, seperti banjir dan puting beliung.

Mengenai fenomena El Nino dan La Nina, ia menjelaskan hal itu adalah pola iklim yang terjadi di Samudera Pasifik.

Kedua fenomena tersebut bisa mempengaruhi cuaca di berbagai negara karena ada perubahan suhu laut di lautan pasifik.

Baca juga: Mengapa Kecoa Terbang ke Arah Manusia? Ini Penjelasan Ahli Serangga

Ketika El Nino berlangsung, musim kemarau menjadi sangat kering . Sedangkan ketika La nina muncul, musim penghujan akan tiba lebih awal dari biasanya.

Menurutnya, dampak yang terasa di wilayah Indonesia secara umum pada saat terjadi El Nino adalah musim kemarau menjadi lebih lama dan hujannya sedikit atau istilah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemaraunya di bawah normal.

Sebaliknya, saat terjadi peristiwa La Nina maka musim di Indonesia secara umum menjadi lebih basah (di atas normal).

Dampak dari dua fenomena tersebut, yaitu kekeringan dan banjir. Hal ini mempengaruhi sektor pertanian, transportasi, manajemen pengelolaan air dan sektor lainnya menjadi sangat tergantung pada prediksi musim yang akurat. Apakah akan terjadi El Nino, atau La Nina.

Baca juga: Penyebab Fenomena Dingin di Musim Kemarau, Siswa Sudah Paham?

El Nino Southern Oscillation (Enso) hanyalah salah satu fenomena yang mempengaruhi sistem iklim di Indonesia, dalam skala waktu.

“Kondisi cuaca bisa diketahui dari satelit Himawari, jika kita lihat citra satelit yang paling penting adalah warna merah, menunjukkan siklon tropis yang terkait dengan terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah tertentu," ungkapnya.

Perubahan iklim sudah terasa karena banyak bencana dimana-mana, ada banjir, tanah longsor yang merupakan efeknya. Fenomena terakhir adalah turbulensi puting beliung.

Gernowo menuturkan upaya yang paling tepat dalam menghadapi perubahan iklim adalah manusia beradaptasi dengan datangnya perubahan iklim.

Lalu ikut mengubah perilakunya untuk selalu peduli pada lingkungan. Cara tepat manusia beradaptasi terhadap perubahan iklim adalah dengan peduli dan cinta pada lingkungan.

“Bencana bisa terjadi, tetapi bagaimana cara kita untuk dapat mengantisipasi sebelum terjadinya bencana dan sebelum tindakan-tindakan yang besar, kita memulainya dengan hal yang paling sederhana misalnya membersihkan selokan dan lingkungan” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com