Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pendidikan Internasional, Sinergia Animal Gelar Kampanye Nutrisi Berkelanjutan

Kompas.com - 25/01/2022, 11:21 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Hari Pendidikan Internasional ditetapkan tanggal 24 Januari oleh Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sejak tahun 2018 sebagai pengingat bahwa pendidikan merupakan hak asasi manusia dan menjadi tanggung jawab bersama.

Tahun lalu, UNESCO mengangkat tema “Recover and Revitalize Education for the Covid-19 Generation”. Sedangkan tahun 2022 ini UNESCO mengangkat tema "Changing Course, Transforming Education".

Salah satu isu penting yang diangkat adalah perhatian terkait edukasi nutrisi yang berkelanjutan.

Among Prakosa, Manajer Kebijakan Pangan Nutrisi Esok Hari di Indonesia melalui rilis resmi (24/1/2022) menyebut lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam melakukan edukasi pangan dan nutrisi yang berkelanjutan.

"Lembaga pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk generasi masa depan dan menunjukkan cara praktis bagi setiap orang untuk dapat bertindak lebih berkelanjutan," tegas Prakosa.

Itulah yang kemudian mendorong Bentara Papua, organisasi berfokus pada mempromosikan tanaman pangan masyarakat adat sebagai komoditas berkelanjutan dan Sinergia Animal, LSM yang bekerja terutama di Amerika Latin dan Asia Tenggara, menggelar kampanye program "Nutrisi Esok Hari".

Program ini bertujuan mengganti produk hewani dengan bahan nabati di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya sebesar 20 persen untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi jejak lingkungan.

"Gagasannya adalah untuk menyediakan menu berbasis nabati setidaknya satu hari seminggu di ruang makan dan kantin mereka serta mendidik siswa, guru, dan juru masak tentang bagaimana pilihan makanan kita memengaruhi dunia di sekitar kita dan pentingnya makan sehat," jelas Prakosa.

Baca juga: Guru Besar Unair Ungkap Sederet Nutrisi agar Anak Terhindar Stunting

"Tujuan kami sederhana: kami ingin mendorong institusi untuk menyediakan makanan yang lebih ramah iklim dan lebih sehat kepada siswa dan staf mereka sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB," tambahnya lagi.

Ia menjelaskan, program Nutrisi Esok Hari diisi para profesional khusus seperti ahli diet, ahli gizi, dan juru masak yang memberikan anjuran kepada institusi swasta dan publik tentang perencanaan, pelatihan, dan dukungan langsung untuk penerapan perubahan menu.

Di Indonesia, satu institusi telah mendaftar program Nutrisi Esok di tahun 2021 ini yang berkomitmen untuk menggantikan makanan hewani dengan menu makanan berbasis nabati.

Beberapa contoh menu baru yang dihidangkan antara lain adalah opor sayur dan sate jamur.

“Makan lebih banyak makanan nabati adalah salah satu cara terbaik untuk membantu melindungi kesehatan seseorang dan planet ini,” kata Prakosa.

“Semua ini sambil memperkenalkan rasa baru melalui makanan yang lezat dan seimbang sesuai dengan tradisi dan preferensi masing-masing negara, dan ini dibuktikan dengan ulasan positif dari para siswa,” lanjutnya.

Prakosa menjelaskan, pihaknya meyakini makan lebih banyak sayuran dan mengurangi konsumsi produk hewani juga berkontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik dan dapat membantu mencegah masalah kronis umum seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.

Ia juga mengungkapkan, daging sapi dan daging ayam telah dikaitkan dengan kondisi yang sering terjadi seperti penyakit divertikular, polip usus besar atau penyakit kandung empedu, di samping penyakit lainnya.

Selain itu, tidak hanya makan lebih banyak makanan nabati lebih sehat, tapi mengganti produk berbasis hewani dengan hidangan nabati juga secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca, mencegah deforestasi, dan melestarikan serta melindungi sumber daya air.

Baca juga: Akademisi Unair: Nutrisi pada Ikan Berpotensi Cegah Infeksi Virus

 

"Ini sangat penting untuk membantu mengurangi perubahan iklim, salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini," jelas Prakosa.

"Dengan menawarkan lebih banyak makanan nabati, institusi bekerja sama menciptakan model makanan baru untuk kebaikan umat manusia dan menjamin masa depan planet kita sembari menyediakan staf dan siswa mereka makanan yang dapat dinikmati semua orang," pungkas Prakosa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com