Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi IPB, Ciptakan Alat Deteksi Kemanjuran Vaksin Covid-19

Kompas.com - 25/01/2022, 09:39 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Adanya pandemi Covid-19 saat ini justru memicu para sivitas akademika untuk terus berinovasi.

Khususnya inovasi yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Salah satunya dengan inovasi untuk meningkatkan efisiensi deteksi virus, termasuk deteksi titer antibodi pasca-pajanan.

Para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) telah berhasil menciptakan dua inovasi unik untuk tujuan tersebut. Inovasi tersebut bernama Inventpro Reverse Transcriptase (RT) Enzyme dan IPB ELISA Kit: Antibodi Covid-19.

Inovasi ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran vaksinasi terhadap virus Covid-19 dengan menyediakan metode evaluasi kemanjuran vaksin yang terjangkau menggunakan metode deteksi antibodi ELISA serta RT-PCR.

Baca juga: Akademisi UGM: Cegah Klaster Baru, PTM 100 Persen Wajib Disertai 3T

Inovasi kit antibodi Covid-19 dari IPB

Sebelum inovasi ini diciptakan, Indonesia bergantung pada impor alat deteksi Covid-19 yang harganya relatif mahal.

Kit ELISA IPB dan Enzim Inventpro RT memungkinkan Indonesia menurunkan biaya alat deteksi ini dan mencapai kemandirian dalam memerangi virus.

Tim peneliti kit ELISA IPB dipimpin Huda S Darusman, yang merupakan Kepala Peneliti Pusat Penelitian Primata IPB di bawah Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat.

Huda menjelaskan, alat pendeteksi ini dibuat menggunakan bahan biologis dari dua komponen virus yaitu Protein N dan Antigen Recombinant Protein N (nucleocapsid), serta RCD (Receptor-binding domain) Recombinant Protein dari virus SARS-COV-2.

"Pengembangan prototipe kit antibodi Covid-19 kemudian dilakukan. Enzim Inventpro RT dibuat Joko Pamungkas, Uus Saepuloh, dan Diah Iskandriati bekerja sama dengan PT Biomedical Tehcnology Indonesia," urai Huda seperti dikutip dari laman IPB, Selasa (25/1/2022).

Huda mengungkapkan, produk ini mensintesis rantai DNA dari rantai RNA dan memungkinkan peneliti untuk menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) yang menggandakan DNA ke jumlah yang dapat dideteksi. Hal ini juga dikenal sebagai Reverse Transcriptase – Polymerase Chain Reaction.

Baca juga: Beasiswa D3-S1 Kinobi 2022, Dapat Uang Pendidikan Rp 5 Juta

Digunakan untuk pasien setelah vaksinasi

Kedua invensi tersebut akan digunakan untuk pasien setelah vaksinasi dan pasca-pajanan Covid-19 untuk mengevaluasi secara jelas respon pasien terhadap vaksin atau pajanan alami di Indonesia.

Data yang dikumpulkan dari tes deteksi ini dapat dipertimbangkan dalam merumuskan strategi vaksinasi nasional yang lebih baik.

Rektor IPB Prof. Arif Satria menyatakan, dengan diluncurkannya inovasi-inovasi tersebut, IPB semakin melebarkan sayapnya dari bidang pertanian ke bidang kesehatan dan biomedis.

Untuk memfasilitasi tuntutan masyarakat, Fakultas Kedokteran Hewan bertransformasi menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Biomedis.

Baca juga: Dokter RSND Undip: Vaksin Covid-19 sebagai Perlindungan Awal bagi Anak

Prof. Arif menyampaikan, kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

"Transformasi ini merupakan bagian dari upaya IPB untuk menghubungkan bidang kesehatan dengan sumber daya lokal," ungkap Prof. Arif.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com