KOMPAS.com - Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi mengatakan, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen harus diikuti dengan langkah ini.
Yakni, upaya testing, tracing, dan treatment (3T) oleh pemerintah.
Baca juga: 64 Persen PTS di Jakarta Belum Siap PTM
"Penyelenggaraan PTM 100 persen tentunya pemerintah dan stakeholder terkait sudah mempertimbangkannya, tetapi harus diikuti dengan 3T," kata dia melansir laman UGM, Selasa (25/1/2022).
Dia menegaskan langkah 3T sebaiknya dilakukan secara acak serta rutin.
Dengan begitu diharapkan bisa memutus mata rantai penularan Covid-19, termasuk varian Omicron dengan kemampuan penyebaran lebih cepat daripada varian Delta.
"Karena gejala umumnya tidak berat, OTG, jadi tidak tahu apakah anak-anak dan guru membawa virus atau tidak, sehingga dilakukan testing secara acak dan berkala," jelas dia.
Dia berharap, jangan menunggu ada klaster atau positif baru melakukan tracing Covid-19.
Apabila tracing baru dilakukan saat muncul klaster di sekolah, maka berpotensi menyebarkan virus secara lebih luas.
"Itu akan timbul dalam keluarga, yang akhirnya menyebabkan klaster baru," jelas dia.
Baca juga: Kemendikbud Ristek: Masih Ada Guru yang Turunin Masker Saat PTM
Namun, jika testing dapat dilakukan secara acak dan rutin, maka akan menjadikan mitigasi Covid-19 lebih baik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.